EKBIS.CO, JAMBI -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi mendorong produk pinang menjadi komoditas unggulan ekspor. "Pemprov Jambi saat ini terus mendorong komoditas pertanian, khususnya komoditas pinang yang memiliki nilai jual ekspor yang tinggi," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Sudirman di Jambi, Kamis (3/2/2022).
Sudirman menjelaskan, pinang merupakan tanaman monokotil yang tergolong ke dalam palem-paleman. Masyarakat di Indonesia sudah lama mengenalnya sebagai obat alternatif atau herbal, baik untuk kesehatan maupun kecantikan.
Negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara lainnya seperti India, Pakistan, Banghladesh, Thailand, Myanmar, Srilanka, Vietnam, Malaysia, serta Nepal juga menggunakan pinang sebagai bahan baku obat-obatan, permen herbal, hingga makanan kecil. Dengan dijadikannya komoditas ekspor unggulan, kata dia, maka akan memiliki dampak dalam membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan perekonomian masyarakat Jambi.
Jambi merupakan salah satu provinsi penghasil pinang selain Sumatra Barat, Riau, Sumatra Utara, dan Aceh. Luas perkebunan pinang di Provinsi Jambi pada 2021 lebih kurang 28.255 hektare. Pada akhir 2020 total ekspor produk pinang Provinsi Jambi tercatat sebanyak 60 ribu ton dengan nilai Rp 1,1 triliun. Pada 2021 dari bulan Januari hingga September ekspor produk pinang meningkat menjadi 67 ribu ton dengan nilai sebesar Rp 1,7 triliun.
Dari segi produksi, penghasil pinang terbanyak dengan kualitas terbaik di Provinsi Jambi adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sehingga pinang menjadi salah satu produk unggulan ekspor provinsi itu.
"Sudah menjadi probabilitas agar pinang menjadi salah satu komoditas unggulan dari pertanian, di beberapa negara Eropa seperti Inggris, Jerman, Belanda dan Belgia menggunakan pinang untuk memenuhi kebutuhan ekspatriat negara Asia Selatan," kata Sudirman.
Pemprov Jambi terus bersinergi dengan pemerintah kabupaten dan kota se-Jambi dalam upaya mengembangkan seluruh komoditas termasuk pinang. Mulai dari penanaman sampai produksi hingga pemasaran. "Pinang asal Indonesia sangat diminati, dimana 80 persen kebutuhan dunia di ekspor dari Indonesia dan Provinsi Jambi berkontribusi sebesar 34,53 persen dari jumlah ekspor nasional tersebut," kata Sudirman.