EKBIS.CO, JAKARTA -- Penerbangan internasional ke Bali bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) non-PMI (Pekerja Migran Indonesia) telah efektif dibuka pada 4 Februari 2022.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, berharap hal ini dapat menjadi momentum kebangkitan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang lebih luas tidak hanya bagi masyarakat Bali tapi Indonesia secara keseluruhan.
Seperti diketahui, perekonomian Bali mengalami penurunan yang signifikan akibat pandemi Covid-19. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Bali pada pada kuartal I hingga kuartal III tahun 2021, mengalami kontraksi sedalam 3,43 persen.
"Sudah hampir dua tahun Bali mengalami kontraksi yang sangat signifikan. Mengingat pertumbuhan ekonomi Bali sebagai salah satu tulang punggung pariwisata kita," kata Sandiaga dalam keterangan resminya, akhir pekan ini.
Pada 2019, penerimaan devisa pariwisata Bali mencapai 5,59 miliar dolar AS atau sekitar 28,8 persen dari penerimaan devisa nasional sebesar 19,35 miliar dolar AS.
Oleh karena itu, dengan kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu, melalui dibukanya penerbangan internasional ke Bali, yang ditandai dengan mendaratnya pesawat Garuda Indonesia dari Bandara Narita ke Bandara I Gusti Ngurah Rai pada 3 Februari 2022, diharapkan ini menjadi langkah awal kebangkitan ekonomi Bali khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
Dibukanya penerbangan internasional ke Bali dilakukan sebagai salah satu upaya pemerintah dalam menyukseskan berbagai kegiatan berskala internasional yang akan digelar di Bali dan beberapa kota-kota lainnya di Indonesia. Seperti, KTT G20, MotoGP, dan ASEAN Summit 2023.
Provinsi Bali dinilai siap menerima wisatawan mancanegara, lantaran angka vaksinasi yang terbilang tinggi. Untuk vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 114,62 persen, kemudian vaksinasi dosis kedua sudah 102,40 persen. Sementara, untuk vaksinasi booster baru berkisar 8,38 persen.
Selain itu, terdapat 2.212 usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali yang sudah tersertifikasi InDonesia Care, sehingga dapat dipastikan kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan (CHSE) sudah dalam kondisi optimal dan siap memberikan kenyamanan bagi wisatawan.
"Walaupun vaksinasi di Bali sudah sangat baik, namun protokol kesehatan, 3M dan 3T harus dan dilakukan dengan ketat dan disiplin. Tingkatkan kehati-hatian dan kewaspadaan diri dalam beraktivitas," kata dia.