EKBIS.CO, JAKARTA -- Sepanjang awal tahun 2022, market aset kripto mengalami penurunan yang signifikan, jika dibandingkan pada November tahun lalu. Market dikejutkan oleh beberapa kejadian besar yang berdampak pada anjloknya nilai sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar (big cap), seperti Bitcoin, Ethereum, Tether dan lainnya.
Trader Tokocrypto, Afid Soegiono, melihat saat ini investor memang cenderung merespons negatif dan bersikap wait and see terkait sejumlah peristiwa global yang membuat nilai Bitcoin dan aset kripto lainnya anjlok, sehingga membuat pasar kripto bergerak lambat. Namun, dibalik itu sebenarnya ada peluang untuk investor mengambil profit.
"Biasanya, para investor dan trader aset kripto kawakan akan masuk ke pasar dan mengambil keuntungan saat harganya sedang turun. Istilahnya buy the dip. Investor punya insting bahwa penurunan harga sebuah aset adalah saat yang tepat untuk mengakumulasi portofolio asetnya," kata Afid dalam keterangan resminya dikutip Ahad (13/2).
Afid menambahkan, setiap investor pasti punya karakter masing-masing. Kebanyakan investor yang berpengalaman akan melakukan buy the dip dengan tujuan melindungi nilai kekayaan. Makanya, tak heran jika mereka langsung memborong sebuah aset saat harganya tengah anjlok.
Sementara itu, investor yang memborong aset kripto di harga murah, bisa saja kemudian dijual kembali saat pasar merangkak pulih dan harganya menunjukkan tren peningkatan kembali. Namun, Afid mengungatkan kembali bahwa investasi aset kripto itu berisiko tinggi dan sangat spekulatif, sehingga perlu kehati-hatian dalam mengambil keputusan.
"Melakukan riset terlebih dahulu mengenai aset kripto yang akan dibeli. Membeli aset kripto sesuai kemampuan dana yang dimiliki dan gunakan uang dingin. Investor juga bisa melakukan diversifikasi aset atau istilahnya jangan taruh telur dalam satu keranjang," saran Afid.
Afid pun membeberkan beberapa tips untuk mengambil cuan di tengah keruntuhan pasar kripto. Adapun pendekatan mana yang terbaik, investor perlu memutuskan sendiri. Tips ini akan sangat bergantung pada toleransi risiko investasi masing-masing investor, serta keyakinan mereka soal pasar akan bergerak selanjutnya.
1. Jangan menjadi FOMO dan FUD
Investor kripto yang baik akan tetap mengikuti berita dan tren terbaru di market. Namun, terlalu banyak informasi pasti bisa menjadi hal yang buruk. Mental investor akan bergejolak sehingga bisa melakukan keputusan yang tidak tepat, seperti FOMO (fear of missing out) dan FUD (fear, uncertainty, and doubt).
"Biasanya saat market anjlok, investor akan bersikap FOMO dan FUD. Keduanya adalah istilah umum di dunia, dan dapat memiliki pengaruh yang lebih kuat pada keputusan untuk membeli dan menjual. Hal tersebut bisa berdampak buruk, karena keputusan tidak didasari oleh akal yang sehat," kata Afid.
Afid mengingatkan bahwa tidak ada yang bisa memprediksi masa depan, dan tidak ada saran yang lebih baik dari pada melakukan penelitian sendiri. Saat mempelajari tentang pembaruan di pasar kripto, selalu coba dan konfirmasi dengan berbagai sumber.