EKBIS.CO, SINGAPURA -- Harga minyak mentah melonjak ke level tertinggi tujuh tahun pada Selasa (22/2/2022) pagi. Lonjakan harga dipicu sentimen konflik Rusia dan Ukraina.
Harga minyak mentah berjangka Brent melonjak 4,0 persen menjadi diperdagangkan di 97,35 dolar AS per barel, tertinggi sejak September 2014. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 2,79 dolar AS atau 3,06 persen, menjadi diperdagangkan di 93,86 dolar AS per barel.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (21/2/2022) mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai wilayah merdeka dan memerintahkan tentara Rusia untuk melancarkan apa yang disebut Moskow sebagai operasi penjaga perdamaian ke wilayah itu, meningkatkan risiko dalam krisis yang dapat memicu perang besar.
Pasar AS ditutup pada Senin (21/2/2022) untuk liburan Hari Presiden."Harga minyak sekali lagi bergerak naik, karena optimisme pertemuan Biden-Putin memudar, sementara OPEC+ terus berjuang untuk mencapai kuotanya yang sebagian besar telah menciptakan defisit energi global yang parah," kata Pratibha Thaker dari Economist Intelligence Unit.
Menteri negara-negara penghasil minyak Arab mengatakan pada Ahad (20/2/2022) bahwa OPEC+ harus tetap berpegang pada kesepakatan saat ini untuk menambah 400.000 barel per hari produksi minyak setiap bulan, menolak seruan untuk memompa lebih banyak untuk mengurangi tekanan pada harga. Kenaikan harga telah dibatasi oleh kemungkinan lebih dari satu juta barel per hari minyak mentah Iran kembali ke pasar.