Proyek LRT Jabodebek diproyeksikan akan beroperasi pada Agustus mendatang. Di area Depo LRT Jabodebek seluas 100.000 m2 dibangun Stabling, Light Maintenance, Heavy Maintenance dan Operation Control Center (OCC) Building.
Ruang OCC berfungsi sebagai pengaturan traffic LRT Jabodebek. Sebagaimana diketahui, alat transportasi dalam kota ini dioperasikan dengan menggunakan sistem Communication Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation Lv 3 (GoA 3). “Seperti yang sudah kami informasikan sebelumnya, OCC adalah bagian penting dari operasi CBTC GoA3, karena seluruh pemantauan dan pengaturan operasi LRT Jabodebek dilakukan dari OCC,” kata Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo.
Sementara itu, area Light Maintenance memiliki 10 jalur yang digunakan untuk pemeriksaan dan perawatan ringan LRT Jabodebek seperti perawatan harian dan perawatan bulanan. Sedangkan Heavy Maintenance memiliki 8 jalur yang digunakan untuk perawatan besar LRT Jabodebek dengan siklus perawatan tahunan.
“Kami berharap rangkaian uji integrasi antara persinyalan dan sarana bisa diselesaikan di pertengahan Maret. Jika ini terlaksana, operasi otomatis kereta LRT Jabodebek akan semakin dekat untuk bisa terwujud,” kata dia.
Sampai bulan Februari 2020, progress pembangunan LRT Jabodebek telah mencapai 80,27%, dengan pembangunan Depo mencapai 77%.
Editor : Eva Martha Rahayu
Swa.co.id