Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, pendiri RANS Entertainment, baru saja mengumumkan proyek metaverse terbarunya yang diberi nama "RansVerse" lewat akun instagram pribadinya, berkolaborasi dengan Shinta VR, VC Gamers, UpBanx, dan Rans Animation. Proyek perdana mereka di ranah metaverse dan non-fungible token (NFT) ini nantinya akan menghadirkan setiap plot tanah, kostum, karakter, dan elemen lainnya di RansVerse dalam bentuk NFT.
Founder dan Managing Director Shinta VR, Andes Rizky, mengatakan bahwa Shinta VR berkomitmen penuh menjadi garda terdepan immersive technology di Indonesia dalam menyambut perkembangan industri metaverse global, salah satunya melalui RansVerse.
Baca Juga: Tidak Hanya Seputar NFT, Berikut 5 Manfaat Blockchain bagi Industri Bank dan Finansial
"RansVerse adalah gerbang untuk Indonesia memperkenalkan teknologi metaverse ke masyarakat luas, dibangun dengan semangat kolaborasi dan didukung teknologi yang berasal dari hasil riset mendalam Shinta VR. Kami optimistis dapat membawa dampak positif bagi akselerasi penggunaan teknologi metaverse di berbagai sektor industri, berbekal pengalaman kami selama enam tahun menangani berbagai proyek AR/VR di Indonesia maupun internasional," ujar Andes dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (7/3/2022).
Sementara itu, Raffi Ahmad mengaku senang dapat berkolaborasi dengan banyak pihak, terutama dengan Shinta VR dalam proyek RansVerse ini dan melihat excitement yang datang dari banyak pihak terhadap RansVerse.
"Kolaborasi ini merupakan awal dari perjalanan kami di dunia metaverse, dan kami harap RansVerse dapat memberikan dampak positif untuk masyarakat Indonesia, khususnya melihat track record Shinta VR yang telah terbukti di ranah metaverse melalui proyek-proyeknya," ujar Raffi Ahmad, RANS Entertainment.
Diketahui, sebagai pionir immersive technology di Indonesia sejak 2016, Shinta VR telah banyak bekerja sama dengan lebih dari 120 klien nasional maupun internasional dengan jangkauan di lebih dari 12 negara, dan menangani beberapa industri seperti telekomunikasi, oil and gas, properti, healthcare, market research, balai pelatihan kerja, institusi pendidikan, pemerintahan, dan sebagainya.
Beberapa proyek unggulan Shinta VR adalah Millealab, SpaceCollab, dan Virtual Youtuber. Hingga saat ini, Millealab, yang merupakan platform VR berisi konten edukasi 3D dan VR untuk membantu aktivitas pembelajaran siswa sekolah, telah diakses oleh 20.000 pengguna, 2.500 sekolah dan sudah menyertifikasi 5.200 pendidik/guru serta telah dijadikan uji coba di 10 provinsi dengan 1.800 peserta didik.
Melalui Millealab, Shinta VR terus berkomitmen membantu sektor pendidikan lewat penggunaan VR di kegiatan belajar mengajar serta memperluas dampaknya melalui program Pendekar VR, yang dirancang untuk menaungi para pendidik yang tergabung dalam Millealab sebagai VR Ambassador.
Selain itu, Shinta VR juga menghadirkan SpaceCollab sebagai platform kolaborasi imersif, atau sistem virtual meeting yang dapat menghubungkan orang-orang di seluruh dunia dengan tampilan 3D yang realistis. SpaceCollab telah digunakan untuk simulasi di beberapa institusi dan balai pelatihan seperti simulasi sidang Badan Diklat Kejaksaan RI, simulasi kunjungan perawat ke rumah pasien covid-19 oleh Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), simulasi pelatihan dan peningkatan skill PT Angkasa Pura Sarana Digital (APSD), dan sebagainya.
Shinta VR juga menjadi perusahaan Indonesia pertama yang memperkenalkan teknologi Virtual YouTuber. Seperti YouTuber pada umumnya, mereka dapat membuat konten YouTube sendiri, melakukan endorse, membaca berita, dan lain-lain. Melalui teknologi ini, Shinta VR telah memiliki agensi Virtual YouTuber bernama Maha5 (Maha Panca), yang telah berkolaborasi dengan banyak pihak seperti GoPlay, Samsung, dan banyak perusahaan lainnya.
"Dengan seluruh pengalaman yang kami miliki ini, Shinta VR ingin merangkul seluruh stakeholder VR/AR di Indonesia untuk mengakselerasi pengembangan immersive technology. Kami juga berkomitmen penuh untuk mengembangkan SDM Indonesia yang memiliki kemampuan dan karya untuk mengembangkan immersive technology dan metaverse berstandar internasional. Momentum ini adalah penentuan untuk membuktikan Indonesia dapat bersaing secara global khususnya di industri metaverse," tutup Andes.