Istilah dalam dunia investasi sangat banyak. Salah satunya adalah market order. Market order adalah termasuk jenis order yang digunakan dalam pasar saham, pasar obligasi, maupun pasar forex.
Yuk, pahami pengertian market order dan perbedaannya dengan limit order agar kamu dapat masuk dan keluar pasar secara tepat, serta mendapat keuntungan.
Baca Juga: Saham dan Market Cap Crypto, Apa Itu?" href="https://www.cermati.com/artikel/market-cap-saham-dan-market-cap-crypto-apa-itu" target="_blank">Market Cap Saham dan Market Cap Crypto, Apa Itu?
Apa Itu Market Order?
Market order
Dikutip dari Investopedia, market order adalah instruksi atau perintah dari investor kepada broker untuk membeli atau menjual saham, obligasi, maupun aset lain dengan harga terbaik saat ini.
Perintah market order paling baik digunakan untuk membeli atau menjual saham berkapitalisasi besar, komoditas berjangka, atau reksadana ETF (Exchange Traded Fund).
Market order adalah pilihan yang aman untuk saham dengan kapitalisasi besar, karena sangat likuid atau gampang diperjualbelikan. Banyak pembeli dan penjual yang minat dengan aset saham kapitalisasi pasar yang besar.
Sehingga kemungkinan besar, investor bisa mendapatkan harga yang mendekati harga terakhir di pasar. Market order adalah jenis transaksi yang paling umum dilakukan di pasar saham. Ini adalah pilihan default di sebagian besar halaman transaksi broker online.
Kelebihan Market Order
Jika kamu menggunakan aplikasi trading online yang disediakan broker, saat mengklik tombol ‘beli’ atau ‘jual,’ akan muncul formulir pemesanan yang harus diisi pengguna. Apakah kamu membeli atau menjual saham, berapa banyak saham, dan jenis harga.
Jenis harga default umumnya adalah harga pasar. Itu membuatnya menjadi market order. Investor tidak menetapkan harga, tetapi bersedia membayar harga pasar saat ini.
Market order memungkinkan transaksi dieksekusi secepat mungkin pada harga yang diminta saat ini. Market order juga merupakan opsi dengan harga terendah.
Kelemahan Market Order
Kelemahan market order adalah kurang dapat diandalkan saat memperdagangkan investasi yang kurang likuid, seperti saham berkapitalisasi kecil di perusahaan yang tidak jelas atau bermasalah. Saham-saham jenis ini diperdagangkan tipis, sehingga bid-ask spread cenderung lebar.
Bid-ask spread adalah perbedaan antara harga tertinggi yang bersedia dibayar pembeli untuk sebuah aset di pasar dan harga terendah yang bersedia diterima penjual. Kondisi ini mengakibatkan, market order terisi dengan lambat dan harga yang mengecewakan.
Baca Juga: Cara Beli Saham BRI Online, Setoran Awal dan Biayanya
Contoh Market Order
Contoh market order
Contoh harga bid-ask saham ABCD sebesar Rp 3.000 dan Rp 3.500. Masing-masing permintaan 100 saham. Jika seorang trader order pembelian 500 saham, kemudian 100 saham pertama dibeli seharga Rp 3.500.
Lalu, 400 saham sisanya bagaimana? Jika saham diperdagangkan secara tipis, maka 400 saham berikutnya mungkin akan dieksekusi di harga Rp 3.800 atau lebih.
Inilah mengapa sebaiknya menggunakan limit order untuk beberapa transaksi. Karena market order diisi dengan harga yang ditentukan oleh pasar. Sementara limit order memberi kontrol lebih kepada trader.
Perbedaan Limit Order dan Market Order
Limit order berbeda dengan market order. Limit order adalah instruksi kepada broker untuk membeli atau menjual dengan harga tertentu atau harga yang ditentukan investor.
Limit order lebih disukai untuk membeli atau menjual aset yang diperdagangkan tipis atau sangat fluktuatif. Misalnya saham dengan kapitalisasi pasar yang kecil.
Limit order memberikan kontrol yang lebih besar kepada investor. Sebab, memungkinkan investor untuk menetapkan harga beli maksimum atau harga jual minimal yang dapat diterima saat melakukan pemesanan. Pesanan akan diproses hanya jika aset mencapai harga tersebut.
Baca Juga: 5 Broker Saham Terbaik di Indonesia, Investasi Aman dan Cuan
Kelebihan Limit Order
Limit order
Limit order dapat digunakan untuk beberapa keadaan. Inilah yang menjadi kelebihan limit order.
- Jika saham diperdagangkan tipis atau sangat fluktuatif harganya, investor dapat mengatur waktu penjualan untuk kenaikan harga berikutnya
- Jika investor telah menentukan harga yang dapat diterima sebelumnya, limit order akan siap dan menunggu (catatan jangan centang opsi “good for day” bila kamu menggunakan aplikasi trading online, kecuali jika kamu ingin pesanan tersebut hilang pada penutupan sesi perdagangan)
- Limit order biasanya dipakai oleh trader profesional dan trader harian yang ingin dapat untung dengan membeli dan menjual saham dalam jumlah besar dan sangat cepat dengan memanfaatkan perubahan kecil di dalam harga
- Sangat menarik dilakukan untuk saham dengan volume rendah dan tidak terdaftar di papan utama, yang memungkinkan sulit menemukan harga sebenarnya.
Kelemahan Limit Order
- Beberapa broker mengenakan biaya lebih tinggi untuk transaksi yang melibatkan limit order
- Lebih rumit dieksekusi daripada market order
- Berisiko jika harga pasar yang sebenarnya tidak pernah jatuh dalam pedoman limit order, order investor mungkin gagal dieksekusi
- Harga target akhirnya dapat tercapai, tetapi tidak cukup likuiditas dalam stok untuk memenuhi pesanan saat gilirannya tiba
- Limit order terkadang menerima sebagian isi atau tidak ada isi sama sekali karena batasan harganya.
Selalu Pantau Bid-Ask Spread Sebelum Melakukan Market Order
Setiap kali trader melakukan market order, dia bersedia membeli pada harga yang diminta atau menjual pada harga penawaran. Jadi, orang yang melakukan market order segera melepaskan bid-ask spread.
Sebaiknya lihat lebih dekat pada bid-ask spread sebelum menempatkan market order, terutama untuk saham yang diperdagangkan tipis. Kegagalan untuk melakukannya bisa mahal. Ini sangat penting bagi orang yang sering trading menggunakan sistem perdagangan otomatis.
Baca Juga: Right Issue – Arti, Contoh, dan Cara Membeli Saham Right Issue