Rabu 16 Mar 2022 17:11 WIB

Waspadai Flexing jadi Modus Investasi Bodong! Kenali Ciri dan Tips Menghindarinya

Hati-hati! Fenomena flexing saat ini sekarang sudah jadi modus utama penipuan investasi bodong. Berikut ciri-cirinya dan tips menghindarinya:

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Tips Investasi: Awas Felxing dan Investasi Bodong
Tips Investasi: Awas Felxing dan Investasi Bodong

Perilaku suka memamerkan harta atau kekayaan di media sosial atau flexing sebenarnya sudah banyak dilakukan. Terlebih ketika penggunaan media sosial semakin meningkat. Mulai dari mobil mewah, rumah mewah, liburan mewah sampai outfit yang bernilai ratusan juta rupiah.

Sekarang fenomena flexing semakin dibicarakan banyak orang yang baru-baru ini terjebak investasi bodong karena tertipu dengan gaya hidup mewah yang ditampilkan oleh para endorser dari platform investasi bodong tersebut.

Indrakenz dan Doni Salaman adalah contoh oknum yang memanfaatkan kemampuan berbicara mereka dan membuat konten menarik di media sosial juga youtube sebagai sarana untuk merayu dan menjebak orang untuk berinventasi di platform investasi bodong yaitu Binomo.

Hati-Hati! Hobi Nonton Konten Flexing Bisa Berujung Penipuan

Konten Flexing

Kasus flexing harta kekayaan berujung penipuan investasi oleh Indrakenz dan Doni Salaman yang tengah ramai diberitakan baru-baru ini membuktikan bahwa apa yang ditunjukan dan dikatakan di media sosial atau platform lain seperti Youtube tidaklah 100% benar.

Berhasil menuai keuntungan secara ilegal baik dengan mempromosikan platform investasi ilegal dan bodong, mereka pun memamerkan kekayaan mereka atau flexing seakan-akan mereka memperoleh keuntunga tersebut dari investasi semata.

Konten flexing yang diupload di media sosial dan Youtube dalam bentuk vlogging oleh keduanya pun akhirnya banyak membuat orang tertarik berinvestasi di aplikasi investasi bodong yang sama dan berharap bisa mendapatkan keuntungan kilat dan berkali-kali lipat seperti keduanya.

Korban dari investasi bodong yang dipromosikan oleh keduanya pun tidak hanya memakan banyak korban dengan total kerugian yang bisa mencapai ratusan juta rupiah. Semua karena pembodohan dengan modus konten edukasi investasi di platform yang ilegal yang dilakukan keduanya.

Baca Juga: Jadi Korban Investasi Ilegal? Segera Lakukan Ini

Ciri-Ciri Investasi Ilegal Modus Flexing

Investasi ilegal

Penipuan investasi yang dilakukan dengan berkedok konten flexing atau ala-ala crazy rich ini tentu saja membuat banyak orang takut untuk berinvestasi baik itu saham, kripto atau bitcoin. Padahal tentu tidak semua platform atau aplikasi investasi online itu bodong.

Berikut ciri-ciri aplikasi investasi bodong yang perlu diketahui agar terhindari dari modus penipuan investasi:

1. Iming-Iming Keuntungan yang Tidak Masuk Akal

Tidak hanyak sibuk flexing, tapi kebanyakan para endorser aplikasi investasi bodong akan selalu mengatakan dan menekankan investasi yang dipromosikan bisa memberikan keutungan berkali-kali lipat dengan jangka waktu yang terlalu cepat seperti 1-3 bulan saja.

Padahal investasi jangka pendek yang benar biasanya memberikan hasil 3-6 bulan bahkan lebih tapi dibarengi dengan keuntungan yang juga tidak terlalu besar. Karena untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi, jangka waktu investasi yang dipilih pun harus semakin panjang.

Aplikasi investasi yang resmi juga tidak akan mengiming-imingi keuntungan yang cepat dan berkali-kali lipat. Tapi justru mengajarkan pengguna/investor bagaimana memaksimalkan keuntungan dengan pilihan instrument dan modal yang tepat sesuai dengan jangka waktu yang dipilih.

2. Aplikasi Tidak Memiliki Ijin

Sebelum terlanjur tergoda berinvestasi di aplikasi investasi yang di endorse ke youtuber atau selebgram favorit, cobalah mengecek terlebih dahulu apakah aplikasi tersebut telah memiliki izin dari BAPPEPTI dan OJK.

Aplikasi yang telah diawasi dan berijin dari BAPPETI dan OJK artinya aplikasi tersebut menjalani proses investasi sesuai dengan aturan dan kebijakan yang ada. Yang juga artinya rendah risiko penipuan.

3. Membawa Persoalan Agama

Biasanya endorser aplikasi investasi bodong akan menggunakan banyak cara selain flexing untuk merayu audiens untuk berinvestasi. Salah satunya dengan membawa-bawa urusan agama. Mereka akan mengatakan seakan-akan aplikasi bodong dan instrument investasi didalamnya halal dan legal.

Sedangkan aplikasi investasi yang resmi tidak akan membawa-bawa urusan agama untuk memasarkan produknya. Tapi lebih kearah edukasi investasi, tips investasi dan strategi investasi.

4. Metode Investasi seperti Bermain Judi

Iming-iming keuntungan besar dalam jangka waktu yang sangat pendek dan dengan rasio kegagalan yang tinggi pula biasanya adalah ciri-ciri investasi bodong yang menerapkan konsep perjudian.

Investasi dengan metode ini biasanya akan memenangkan investor diawal penanaman modal saja. Berikutnya setelah investor semakin tertarik karena keuntungan berturut-turut yang didapat dan semakin besar menanamkan modalnya. Disaat itu lah, rasio kekalahan akan semakin meningkat.

Bahkan pada beberapa kasus, ada korban yang dari awal penanaman modal tidak mendapatkan sekalipun keuntungan.

Baca Juga: Cara Mendeteksi Modus Penipuan Investasi Skema Ponzi

Tips Menghindari Ikutan Investasi Bodong karena Fenomena Flexing

tips investasi

Untuk kamu yang tertarik berinvestasi, biar tidak kena modus penipuan investasi bodong karena konten flexing dimana-mana. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:

1. Pastikan Aplikasi Investasi Memiliki Izin

Sebelum mendownload dan memutuskan berinvestasi di aplikasi trading/investasi tertentu. Cek dulu apakah aplikasi tersebut telah mengantongi izin dari lembaga resmi yang mengawasi aplikasi keuangan dan trading seperti OJK dan BAPPEBTI.

Untuk mengeceknya kamu bisa langsung mengunjungi website resmi mereka. Di masing-masing website pun akan ada banyak artikel baik tips dan berita terkait aplikasi trading/investasi yang ada yang bisa menambah wawasan mu.

2. Berinvestasi Langsung di Bank

Jika kamu kurang yakin dengan investasi saham atau via online kamu bisa berinvestasi dengan produk investasi dari bank seperti reksa dana dan deposito. Produk investasi bank sudah dijamin aman dan legal. Jadi kamu cukup memilih yang sesuai dengan kemampuan budget saja.

3. Pilih Aplikasi Investasi yang sudah Memiliki Nama

Agar tidak bingung memilah-milah aplikasi mana yang aman dan resmi untuk berinvetasi kamu bisa memilih aplikasi yang sudah populer seperti Bibit.id jika ingin berinvetasi saham dan reksa dana secara online.

Untuk yang ingin berinvetasi emas secara digital bisa berinvestasi di aplikasi pegadaian atau e-wallet resmi seperti DANA dan OVO.

4. Mengikuti Training Investasi dan Trading Saham di Lembaga yang Resmi

Jika tertarik berinvestasi saham dengan serius. Sebelum berinvestasi atau trading cobalah untuk mengikuti kursus saham terlebih dahulu.

Selain kamu bisa mendapatkan ilmu bagaimana memilih saham terbaik, strategi dan memaksimalkan keuntungan. Pada kursus saham biasanya kamu juga akan direkomendasikan aplikasi investasi dan trading saham terbaik dan tentunya resmi/legal.

Tapi jangan lupa untuk mengikuti sekolah saham di lembaga yang sudah terpercaya seperti di PT. BEI atau Bursa Efek Indonesia. Jangan sampai salah memilih sekolah saham yang akhirnya bisa menjerumuskan kamu ke investasi bodong.

Jadi Investor yang Pintar dan Bijak

Mendapatkan keuntungan yang besar memang tujuan dari berinvestasi. Tapi bukan berarti dengan cara yang sembarangan. Jangan mudah tergoda dengan iming-iming keuntungan besar dalam waktu yang singkat yang malah nantinya berujung penipuan.

Sebelum melakukan trading, cobalah untuk melakukan pengecekan legalitas secara detail sebelum menanamkan uang kamu pada platform investasi apapun. Cari tahu lebih banyak perbedaan antara aplikasi investasi dan trading bodong dan yang telah mendapatkan izin resmi dari pemerintah.

Baca Juga: Buka Mata, Lihat Lebih Jeli Ciri Investasi Emas Bodong

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement