EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya, PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), siap mendukung pembangunan dan pengoperasian pabrik Katalis Merah Putih. Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan pabrik katalis pertama karya anak bangsa ini nantinya akan mewujudkan industri yang ramah lingkungan, mendukung pengembangan Green Fuel, serta mampu mengurangi ketergantungan katalis impor.
"Pabrik ini dibangun atas sinergi perusahaan BUMN, perguruan tinggi, dan pemerintah. Pabrik nantinya akan dioperasikan oleh PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI), yang merupakan perusahaan patungan antara PT Pertamina Lubricants (38 persen), PT Pupuk Kujang Cikampek (37 persen), dan PT Rekacipta Inovasi Institut Teknologi Bandung (25 persen)," ujar Bakir di sela-sela acara peletakan batu pertama Pabrik Katalis Merah Putih di Cikampek, Rabu (16/3/2022).
Bakir menyatakan dalam pembangunan pabrik Katalis Merah Putih, Pupuk Indonesia Grup melalui PT Pupuk Kujang Cikampek, berperan sebagai salah satu investor, khususnya dalam penyediaan lahan dan lain-lain. Arah proyek katalis ini memang untuk pengembangan energi baru dan terbarukan.
Kata Bakir, proyek katalis ini sangat khusus karena dibangun dengan teknologi karya Indonesia, dalam hal ini teknologi yang dikembangkan ITB. "Kita harus mengedepankan proyek katalis ini sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional dan mudah-mudahan dapat segera dijalankan oleh PT Katalis sinergi Indonesia," tambah Bakir.
Ke depan, Bakir berharap proyek ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap katalis impor. Untuk tahap awal, ucap Bakir, katalis ini akan digunakan untuk sektor energi, offtaker-nya Pertamina. "Namun untuk tahap selanjutnya kita akan masuk ke sektor petrokimia yang merupakan bagian dari industri pupuk," ungkap Bakir.
Bakir juga menegaskan proyek ini sejalan dengan semangat transisi energi yang diangkat oleh G20, proyek katalis ini merupakan bagian dari roadmap perusahaan untuk pengembangan green energy. Bakir memaparkan pabrik Katalis Merah Putih ini didesain memiliki kapasitas produksi sebesar 800 ton per tahun dan berlokasi di Kawasan Industri Cikampek, Jawa Barat.
"Proses pembangunannya akan berlangsung selama 13 bulan. Adapun perkiraan investasi yang dibutuhkan mencapai sekitar Rp 286 miliar dan untuk pembiayaannya akan didukung dari Bank BNI," kata Bakir.
Menteri ESDM Arifin Tasrif yang juga hadir dalam peletakan batu pertama Pabrik Katalis Merah Putih di Cikampek, mengapresiasi sinergi seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan pabrik Katalis Merah Putih yang pertama kali diinisiasi oleh ITB dan diujicoba di kilang milik Pertamina.
Arifin menyebut pabrik ini menjadi salah satu Program Strategis Nasional (PSN) Bahan Bakar Hijau yang diproyeksikan dapat menghasilkan katalis untuk memproduksi green fuel, sehingga berkontribusi dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).
“Saya ucapkan selamat dan apresiasi kepada PT Pertamina Lubricants, PT Pupuk Kujang Cikampek dan PT Rekacipta Inovasi ITB, atas niat baik dan aksi nyata melalui pembentukan PT Katalis Sinergi Indonesia untuk bekerja sama dalam memanfaatkan kemampuan, pengalaman, sumber daya, dan fungsi yang dimilikinya dalam upaya penyediaan katalis nasional," ungkap Arifin.
Arifin menambahkan Indonesia membutuhkan pengembangan teknologi sendiri, dan untuk itu dibutuhkan sinergi agar bisa memenuhi keperluan bangsa ini dan mendukung pertumbuhan ekonomi ke depan dan kemandirian.
"Sudah lama sekali kita selalu menggaung-gaungkan, kita harus memiliki teknologi sendiri untuk bisa mengisi keperluan bangsa ini untuk mendukung petumbuhan ekonomi kedepan kita bisa melakukan kemandirian disegala hal," lanjut Arifin.
Arifin mentayajant katalis merupakan senyawa zat mineral yang dicetak dalam beragam bentuk dan warna untuk mempercepat terjadinya reaksi kimia. Misalnya saja, penggunaan katalis dapat mempercepat reaksi kimia tanpa harus menaikkan suhu.
"Dengan demikian, dapat menghemat energi dan mengurangi biaya produksi. Selain itu, katalis juga bisa dimanfaatkan untuk mempercepat reaksi kimia dalam produksi amoniak dan asam sulfat, di mana keduanya merupakan bahan baku produksi pupuk," kata Arifin menambahkan.