EKBIS.CO, SURABAYA - PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya, PT Petrokimia Gresik (PKG) dan PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC) bersinergi bersama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) grup untuk menerapkan Program Makmur bagi petani tebu. Kolaborasi ini tercantum dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh PKG dan PKC dengan PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XII, dan PTPN XIV, di Surabaya, Jumat (18/3/2022).
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal menyatakan sinergisitas ini merupakan bentuk dukungan perusahaan BUMN terhadap program ketahanan pangan pemerintah. Dalam hal ini, setiap perusahaan sepakat untuk memberikan pendampingan dalam budidaya tanaman kepada petani tebu melalui skema kemitraan Program Makmur.
“Program Makmur bertujuan untuk menciptakan suatu ekosistem yang berkelanjutan dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai stakeholder di bidang usaha pertanian,” ujar Gusrizal dalam acara penandatanganan MoU antara Pupuk Indonesia grup dan PTPN grup.
Dia menyebut Menteri BUMN Erick Thohir juga turut mendukung dengan membentuk Project Management Office (PMO) Makmur, dengan komoditas utama padi, jagung, tebu, dan kopi. Untuk itu, Pupuk Indonesia meminta kepada seluruh anak perusahaan dan perusahaan afiliasinya untuk ikut membantu perluasan program Makmur.
Adapun target program Makmur pada tahun 2022 mencapai seluas 250 ribu hektare. Hingga Februari 2022, program ini telah terlaksana pada lahan pertanian seluas 60 ribu hektare dan melibatkan 23 ribu lebih petani. Mereka menanam berbagai komoditas seperti padi, jagung, sawit, tebu, hortikultura, dan sebagainya.
Mengingat program Makmur menggunakan pupuk komersil, Gusrizal kembali menegaskan komitmen Pupuk Indonesia untuk memberikan harga yang berpihak pada petani. Karena dalam program ini, petani akan mendapatkan harga yang lebih murah jika dibandingkan harga pupuk komersil untuk keperluan ekspor, industri, dan retail.
Selain itu, Gusrizal mengatakan pihaknya telah menerapkan digitalisasi melalui aplikasi Retail Management System (RMS). Sistem ini akan mempermudah pencatatan dan penelusuran penjualan sehingga lebih transparan dan akuntabel. “Oleh karena itu, kami meminta kepada bapak dan ibu untuk juga bisa memberikan harga yang berpihak kepada petani program ini dan kami juga akan memberikan harga yang lebih baik lagi,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menyebut esensi dari MoU ini adalah kerja sama antara perusahaan BUMN dengan petani tebu. Karena sesuai dengan namanya, Makmur merupakan akronim dari “Mari Kita Majukan Usaha Rakyat”.
Dwi menerangkan sebelumnya pada tahun 2021 Petrokimia Gresik telah bekerja sama dengan PTPN X dan PTPN XI dalam program Makmur. Kini di bawah komando Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik akan memperluas jaringan kerja sama dengan anak perusahaan PTPN III holding lainnya yang bergerak di sektor tebu.
Menurut Dwi, program Makmur bagi petani tebu menjadi sangat penting karena gula merupakan salah satu komoditas strategis nasional. Untuk bisa menghasilkan produktivitas dan rendemen yang tinggi, maka dibutuhkan sarana dan prasarana pertanian seperti pupuk dan pestisida. “Selain pupuk, kebetulan kami di Petrokimia Gresik memiliki anak perusahaan yang memproduksi pestisida dan insektisida, jadi lengkap ini,” ujar Dwi.
Direktur Utama holding PTPN III Mohammad Abdul Ghani secara virtual menyatakan bahwa pangan merupakan isu global di mana kepentingan nasional atau national interest ke depan akan semakin meningkat. Untuk itu, perusahaan BUMN seperti Pupuk Indonesia, PTPN, ID Food, dan sebagainya dituntut untuk bisa meningkatkan kemandirian dan kedaulatan pangan, salah satunya melalui kolaborasi dalam program Makmur.
Ghani juga menyakini kolaborasi perusahaan BUMN melalui kemitraan program Makmur dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas petani. Karena dalam ekosistem ini semua sarana produksi yang dibutuhkan akan dapat terpenuhi secara tepat waktu dan dengan harga terjangkau.
“Selain itu tentunya pendampingan budidaya dari Pupuk Indonesia dan PTPN grup diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan produksi nasional hingga kesejahteraan petani,” ujarnya.