EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) membukukan kinerja positif sepanjang 2021. Laba bersih perseroan tercatat tumbuh 70 persen menjadi Rp 137 miliar dibanding periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp 80 miliar.
Direktur Utama IPCM, Amri Yusuf, mengatakan keberhasilan di tahun 2021 ini tidak lepas dari upaya IPCM untuk terus merespons kondisi ekonomi global dengan memperkuat pendekatan market baru dalam rangka perluasan pasar. Perseroan telah menambah beberapa pipeline baru di tahun 2021.
"Selain telah menambah empat kapal tunda dengan daya 2x2200 HP, kami juga telah memulai proses penambahan satu kapal tunda dengan daya 2x2200 HP dan tiga kapal pandu dengan daya 2x300 HP guna mendukung perluasan pasar tersebut," ujar Amri dikutip Sabtu (2/4).
IPCM berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 820 miliar di tahun 2021, atau naik sebesar 18 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 697 miliar. Pendapatan ini diperoleh dari jasa pelayanan kapal, jasa pengangkutan dan jasa pengelolaan kapal.
Jasa pelayanan kapal diperoleh dari penundaan kapal (towage) sebesar Rp 718 miliar yang memberikan kontribusi 87,6 persen dari total pendapatan dan pemanduan (pilotage) sebesar Rp 45 miliar yang memberikan kontribusi 5,5 persen. Sementara jasa pengelolaan kapal sebesar Rp 54 miliar yang memberikan kontribusi 6,6 persen serta jasa maritim lainnya sebesar Rp 2,5 miliar.
Berdasarkan segmennya, Pendapatan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) meningkat tajam 93 persen menjadi Rp 206 miliar pada akhir 2021. Pendapatan Terminal Khusus (Tersus) juga mengalami kenaikan signifikan 52 persen menjadi Rp 134 miliar. Sementara Pelabuhan Umum turun 4 persen menjadi Rp 424 miliar karena masih terpengaruh pandemi.
Peningkatan pendapatan disertai oleh efisiensi di beban umum dan administrasi yang turun 10 persen menjadi Rp 90 miliar serta penurunan yang tinggi dalam beban operasi lainnya sebesar 85 persen menjadi Rp 6 miliar. Dengan demikian, IPCM mencatat laba usaha sebesar Rp 159 miliar, naik signifikan 78,5 persen.
Pada 2021, total aset Perseroan relatif stabil dengan kenaikan 1,4 persen menjadi Rp 1,43 triliun dan liabilitas yang turun 14 persen menjadi menjadi Rp 271 miliar. Perusahaaan dalam kondisi keuangan yang baik termasuk dalam hal likuditas dimana rasio kas terhadap aset lancar mencapai 76,7 persen serta memiliki modal yang kuat untuk kebutuhan modal kerja dan rencana ekspansi yang tengah berjalan.