Senin 04 Apr 2022 19:56 WIB

Danau Toba, Penggerak PLTA dan Smelter Inalum

Pabrik Inalum di Kuala Tanjung mengandalkan listrik dari dua PLTA di Paritohan.

Red: Fuji Pratiwi
PLTA Sigura-Gura di Paritohan, Sumatra Utara.
Foto: Citra Listya Rini/Republika
PLTA Sigura-Gura di Paritohan, Sumatra Utara.

Oleh CITRA LISTYA RINI

EKBIS.CO,  Danau Toba merupakan salah satu destinasi wisata terkenal di Indonesia. Danau yang terletak di tengah Pulau Sumatra bagian utara tersebut ternyata memiliki peran vital sebagai penggerak dua pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 603 megawatt (MW) milik PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Operating.

Baca Juga

PLTA Sigura-Gura dan Tangga yang berlokasi di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatra Utara itu mengandalkan sumber daya air dari Danau Toba. Kedua PLTA tersebut mengandalkan debit air dari Danau Toba yang mengalir lewat Sungai Asahan menuju Selat Malaka melewati kedua PLTA Inalum Operating.

Republika bersama sejumlah media nasional lainnya berkesempatan mengunjungi PLTA di Paritohan sekaligus smelter Inalum di Kuala Tanjung, Sumatra Utara, beberapa waktu lalu. Vice President Public Relation Inalum Power Plant Arfan Iqbal Harahap mengatakan, kedua PLTA berusia hampir 40 tahun, tepatnya beroperasi pada 1983.

Arfan menyebutkan, PLTA Sigura-Gura memiliki kapasitas 286 MW, dengan rincian terdapat empat turbin berkapasitas 71,5 MW yang berasal dari Toshiba. Selain itu, PLTA Tangga berkapasitas 317 MW memiliki empat turbin masing-masing berkapasitas 79,2 MW berasal dari Hitachi dan generatornya Mitsubishi.

Dari kedua PLTA tersebut listrik yang dihasilkan mencapai 4.041.774 MWh dengan tingkat pemakaian sebesar 4.027.118 MWh pada tahun lalu. Tingkat produksi pabrik Inalum yang berlokasi di Kuala Tanjung mengandalkan listrik dari kedua PLTA di Paritohan. Setidaknya diperlukan sekitar 14.471 kWh energi listrik untuk memproduksi satu ton aluminium.

Arfan menjelaskan, Inalum selalu memantau tinggi muka air (TMA) di Danau Toba sepanjang tahun agar ketersediaan air bagi PLTA terjaga dengang baik. "Penting terus menjaga ketersediaan air yang mengalir dari Danau Toba, PLTA hingga mampu memenuhi kebutuhan listrik di smelter aluminium di Kuala Tanjung," kata Arfan saat dijumpai di PLTA Sigura-Gura.

Arfan mengatakan, Inalum bekerja sama dengan sejumlah pihak dalam menjaga pasokan air. Kegiatan memantau air Danau Toba dilakukan sepanjang tahun, baik musim pengujan maupun kemarau lewat Master Control Room (MCR) di Paritohan. Transmisi air terlihat dengan jelas setiap detiknya di dalam ruangan tersebut.

Lantaran usia pembangkit yang hampir menyentuh 40 tahun, Inalum telah melakukan penggantian seluruh turbin sejak 2001 hingga 2019 pada pembangkit Sigura-Gura dengan teknologi terbaru yang lebih efisien agar maksimal mencapai output tenaga menjadi 286 MW atau 4x71,5 MW.

Arfan menyebutkan, seusai peraturan pemerintah, PLTA bisa beroperasi jika ketinggian air Danau Toba minimum 902 meter dan maksimum 905 meter di atas permukaan air laut. Inalum Operating mencatat surplus listrik yang didistribusikan kepada PT PLN (Persero) sebesar 41.447 MWh atau meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya.

Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan MIND ID memiliki smelter aluminium yang berlokasi di Kuala Tanjung. Pabrik peleburan aluminium ini bokeh dibilang pabrik satu-satunya penghasil aluminium di Indonesia.

Energi diperlukan untuk mengoperasikan tungku reduksi yang menghasilkan produk komersial Inalum Operating. Tingkat produksi pabrik akan berbanding lurus dengan pasokan arus listrik. Listrik merupakan komponen penting dalam proses produksi aluminium, diperlukan sekitar 14.471 kWh energi listrik untuk memproduksi satu ton aluminium.

"Air Danau Toba mengalir melalui Sungai Asahan menuju Selat Malaka melewati PLTA Inalum Operating. Kami selalu memitigasi potensi banjir saat musim hujan khususnya saat terjadi limpasan air dari bendungan penadah Sigura-Gura dan Tangga," kata Deputy Sekretaris Perusahaan Inalum Mahyaruddin Ende.

Penggunaan energi baru terbarukan dalam proses produksi aluminium menjadikan Inalum Operating sebagai satu-satunya pabrik peleburan yang menghasilkan emisi rendah di seluruh Grup MIND ID.

Ende mengatakan, Inalum menargetkan peningkatan kapasitas produksi pabrik pengolahan aluminium yang dikelolanya naik 50 ribu ton pada 2024. Saat ini, kapasitas pabrik yang terletak di Kuala Tanjung itu mencapai 250 ribu ton. Inalum mengelola komoditas aluminium dengan diversifikasi tiga produk utama, yaitu ingot, alloy, dan billet.

photo
Salah satu produk andalan smelter PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), yakni ingot. Deretan ingot siap dipasarkan ke dalam dan luar negeri. (Citra Listya Rini/Republika)

Ende menyebutkan, Inalum memiliki pangsa pasar aluminium domestik sebesar 50 persen pada 2020. Sejalan dengan pemenuhan kebutuhan aluminium domestik, Inalum Operating belum memiliki kontribusi yang signifikan untuk pemenuhan pasar aluminium global.

Sepanjang 2021, Inalum Operating mencatat kinerja produksi aluminium sebesar 243 ribu ton dengan tingkat penjualan sebesar 218 ribu ton. Pencapaian kinerja positif Inalum Operating didukung optimalnya kinerja tiga fasilitas utama pabrik peleburan aluminium, yakni pabrik karbon, reduksi, dan pencetakan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement