EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Bisnis Ritel Bank Syariah Indonesia (BSI) Kokok Alun Akbar menyatakan, industri perkembangan ekonomi syariah cukup bagus pada 2021. Didorong dengan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh 5,02 persen pada tahun lalu dan 3,69 persen pada kuartal I 2022.
"Insya Allah sinyal positif ini akan terus meningkat. Hal itu karena ada pencapaian vaksin yang terus meningkat positif pada pada 2022," ujarnya dalam Webinar yang digelar Indef, Selasa (5/4).
Ia menambahkan, perbankan syariah pun tumbuh positif di atas rata-rata perbankan nasional. Pertumbuhan aset perbankan syariah tumbuh 13,94 persen pada Desember 2021, sedangkan perbankan nasional hanya 10,16 persen.
Lalu pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah pada akhir tahun lalu mencapai 6,90 persen, sementara perbankan nasional 5,25 persen. Kemudian Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 15,30 persen per Desember 2021, sedangkan perbankan nasional sebesar 12,19 persen.
Kokok menilai, Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam mengembangkan lembaga keuangan syariah termasuk perbankan. Pasalnya memiliki penduduk sebesar 87,2 persen atau 229 juta Muslim atau 12,7 persen dari orang Islam di dunia.
"Ini modal bagi lembaga keuangan syariah, menjadi potensi yang sangat luar biasa. Apalagi hampir 45 persen penduduk Indonesia memiliki preferensi syariah cukup kuat," tuturnya.
Dirinya menambahkan, perkembangan pangsa pasar atau market share perbankan syariah memang masih lambat. Meski begitu tetap naik. Pada Desember 2019 pangsa pasarnya sebesar 6,18 persen lalu naik menjadi 6,56 persen pada Desember 2021.