Perlombaan luar angkasa antara pendiri Amazon, Jeff Bezos dan bos Tesla, Elon Musk kini mulai lebih ketat daripada perlombaan kekayaan antara keduanya.
Sebagaimana diketahui, Musk menyalip Bezos sebagai orang terkaya di dunia tahun lalu, dan kekayaan bersihnya saat ini senilai USD288 miliar (Rp4.136 triliun) menempatkannya jauh di atas kekayaan bersih Bezos yang mencapai USD193 miliar (Rp2.772 triliun), menurut Bloomberg Billionaire Index.
Bezos juga telah mengundurkan diri sebagai CEO Amazon, sehingga kemungkinan untuk mengejar Musk sangat tipis.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: David Siegel, Mantan Rekan Kerja Jeff Bezos yang Kini Jadi Miliarder Investasi
Meski demikian, melansir The Street di Jakarta, Kamis (7/4/22), Bezos dapat menangkap Musk di luar angkasa, dan perusahaan eksplorasi ruang angkasa Blue Origin milik Bezos semakin dekat untuk memenangkan perlombaan luar angkasa di antara keduanya dengan sedikit dorongan turbo dari Amazon.
Pada hari Selasa, Amazon mengumumkan perjanjian dengan Blue Origin, Arianespace dan United Launch Alliance untuk menyediakan layanan peluncuran untuk Project Kuiper yang merupakan inisiatif ruang internet Amazon.
Blue Origin akan membantu rencana Amazon untuk membangun jaringan 3.236 satelit di orbit rendah Bumi untuk menyediakan layanan internet global.
Project Kuiper mirip dengan program Starlink milik SpaceX yang memiliki rencana puluhan ribu satelit kecil untuk menyediakan internet broadband.
United Launch Alliance memiliki kontrak terbesar dengan Amazon, dengan 38 peluncuran dikontrakkan kepada perusahaan. Blue Origin memiliki perjanjian untuk 12 peluncuran dengan opsi hingga 15 peluncuran tambahan. Sementara Arianespace akan meluncurkan 18 misi dengan muatan Amazon.
Starlink jauh di depan Project Kuiper saat ini. Mereka memiliki lebih dari 2.000 satelit sudah mengorbit dan 250.000 pelanggan di seluruh dunia.
Meski demikian, Amazon tidak memberikan semua kontrak peluncurannya kepada Blue Origin dan perusahaan mengatakan strategi penyedia layanan ganda mengurangi risiko yang terkait dengan peluncuran roket dan menurunkan biaya untuk Amazon.
Pada bulan Maret, NASA mengatakan pihaknya merencanakan proyek komersial kedua untuk mengembangkan sistem pendaratan di bulan untuk membawa astronot menuju dan dari permukaan bulan.
"Persaingan sangat penting untuk kesuksesan kami di permukaan bulan dan di luarnya, memastikan kami memiliki kemampuan untuk melakukan misi selama dekade berikutnya," kata Administrator NASA Bill Nelson dalam sebuah pernyataan.
Seorang juru bicara Blue Origin mengatakan perusahaan sangat senang bahwa NASA menciptakan persaingan dengan pengadaan sistem pendaratan manusia kedua di bulan.
"Dengan melakukan itu, NASA akan membangun redundansi kritis dan ketahanan yang diperlukan untuk membangun kehadiran bulan AS yang permanen," ujar juru bicara. "Blue Origin siap bersaing dan tetap berkomitmen untuk kesuksesan Artemis."
Kedepannya, Blue Origin akan berupaya memperbaiki hubungannya dengan NASA usai mengajukan protes tahun lalu ke Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS setelah NASA memberikan kontrak sistem pendaratan bulan senilai USD2,9 miliar kepada SpaceX.