Kian kemari minat investasi di tengah masyarakat semakin tinggi. Terutama banyak kalangan anak muda yang mulai berinvestasi. Sebagai investor pemula, tak sedikit yang memilih instrumen investasi dengan risiko rendah, seperti reksadana syariah.
Tak hanya satu, melainkan ada beberapa pilihan jenis reksadana syariah yang bisa investor pilih. Jenis reksadana pasar uang syariah menjadi salah satu yang banyak diincar investor.
Bagi kamu yang baru saja ingin mencoba investasi di reksadana pasar uang syariah, berikut ulasan lengkapnya mengenai pengertian, manfaat, keuntungan, risiko, hingga bagaimana cara memulai investasinya.
Simak ulasannya berikut ini yang telah dirangkum dari berbagai sumber!
Apa Itu Reksadana Pasar Uang Syariah?
Reksadana Pasar Uang Syariah
Mengutip dari situs Sikapi Uangmu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana pasar uang syariah adalah investasi pada instrumen pasar uang yang dilakukan dengan sistem syariah dalam negeri.
Sebutan lainnya, yaitu efek syariah berpendapatan tetap yang diterbitkan dalam jangka waktu yang singkat alias hanya satu tahun. Jadi, investasi di reksadana pasar uang syariah ini cocok buat kamu yang memiliki tujuan investasi jangka pendek.
Instrumen reksadana pasar uang syariah ini akan dikelola oleh manajer investasi. Kamu hanya tinggal menyetorkan dana investasi, kemudian manajer investasi akan menyalurkan dana investasi ke pasar uang syariah seperti sukuk atau deposito syariah.
Tak perlu khawatir atau ragu, reksadana pasar uang syariah menjalankan prinsip berdasarkan:
- Fatwa dari Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (MUI) nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS)
- Adanya mekanisme pembersihan kekayaan non-halal (cleansing)
- Portofolio investasi berisi efek-efek yang telah terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES)
- Diikat oleh perjanjian akad syariah, yaitu wakalah bil ujrah
Baca Juga: Investasi Halal di Bulan Ramadhan, Simak Prinsip Hingga Keunggulan Reksadana Syariah
Manfaat dan Risiko Investasi Reksadana Pasar Uang Syariah
Setiap instrumen investasi pastinya memiliki manfaat dan risiko yang perlu diketahui agar investor bisa menjalankan investasinya dengan maksimal. Berikut beberapa manfaat dan risiko dari reksadana pasar uang syariah, antara lain:
Manfaat:
- Cocok untuk investasi jangka pendek untuk pencapai tujuan investasi seperti menyimpan dana darurat, menikah di tahun depan, liburan dan sebagainya.
- Sifatnya likuid alias bisa dicairkan jika diperlukan dengan catatan pencairan dana 2-7 hari kerja
- Returnnya mencapai 5-8% per tahun. Ini lebih tinggi dibandingkan dengan deposito yang hanya mencapai 5% saja.
- Reksadana pasar uang syariah termasuk investasi tidak kena pajak
- Modal investasi yang sangat terjangkau, yaitu mulai Rp10 ribu, Rp100 ribu dan nominal receh lainnya.
- Mudah dan efisien dilakukan karena pengelolaan dilakukan oleh manajer investasi
Risiko:
- Returnnya belum pasti
- Risiko cenderung kecil
- Tidak ada perlindungan dari pemerintah
Kinerja Reksadana Pasar Uang Syariah
Investor perlu mengetahui, keuntungan investasi yang diperoleh berasal dari mana. Berikut ini kinerja reksadana pasar uang syariah yang harus kamu pantau, antara lain:
1. Pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB)
NAB reksadana menunjukkan naik atau turunnya jumlah asset dalam portofolio. Pada reksadana pasar uang syariah termasuk dalam profil risiko konservatif yang penempatan danya 100% ke sukuk atau deposito syariah yang jangka waktunya kurang dari 1 tahun.
NAB reksadana pasar uang syariah ini bisa kamu lihat melalui berbagai media yang menginformasikan dunia investasi reksadana atau mengetahui langsung dari aplikasi yang diterbitkan oleh suatu manajer investasi.
2. Laporan Pembelian dan Penjualan
Investor bisa melihat kinerja reksadana pasar uang syariah dari laporan pembelian dan penjualan yang diterbitkan oleh Bank Kustodian pada 7 hari bursa setelah transaksi
3. Laporan bulanan
Bank Kustodian akan memberikan laporan bulanan yang isinya berupa rincian dan nilai investasi yang dimiliki oleh investor pada posisi akhir bulan.
4. Fund Fact Sheet
Perusahaan manajer investasi juga akan menerbitkan laporan yang isinya mengenai informasi manajer investasi, tujuan investasi, alokasi asset atau batasan investasi, komposisi portofolio, 5 atau 10 besar efek dalam portofolio, kinerja historis, ulasan oleh manajer investasi, pernyataan yang berupa peringatan.
Baca Juga: Dear Akhi dan Ukhti, Ketahui Daftar Saham Syariah yang Cocok untuk Investasi
Produk Reksadana Pasar Uang Syariah
Berdasarkan data dari infovesta.com, ada sepuluh produk reksadana pasar uang syariah yang bisa kamu pertimbangkan, antara lain:
- Anargya Pasar Uang Supernova
- BNI Paribas Pasar Uang Syariah
- Danareksa Seruni Pasar Uang Syariah
- Lautandhana Pasar Uang Syariah
- Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia
- Mandiri Bukareksa Pasar Uang Syariah
- Mandiri Pasar Uang Syariah
- Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra
- PNM Pasar Uang Syariah
- Victoria Pasar Uang Syariah
Cara Beli Reksadana Pasar Uang Syariah
Reksadana Pasar Uang Syariah
1. Pilih Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang terdaftar dan berizin di OJK, yaitu:
- Bank konvensional atau syariah
- Sekuritas
- Manajer Investasi
- Marketplace reksadana (xdana syariah, bibit, bareksa, tanamduit dan lainnya)
- E-commerce (Tokopedia, Bukalapak, Invisee dan lainnya)
2. Daftar sebagai investor dengan mengisi formulir dan mengikuti alur pendaftaran. Siapkan e-KTP, foto dengan e-KTP, dan NPWP (opsional)
3. Pastikan kamu mengaktifkan ‘Preferensi Syariah’ atau memilih produk Reksa Dana Syariah Pasar Uang.
4. Pilih Manajer Investasi yang tepat, lakukanlah analisis terlebih dahulu dengan cara mengecek izin usaha, pengalaman kerja, track record, dan kinerjanya.
5. Pilih ‘beli/buy’ pada reksa dana yang diinginkan, lalu transfer uang sejumlah nominal yang akan diinvestasikan melalui rekening atau dompet digital.
Investasi Halal Perlu Strategi Biar Cuan
Investasi yang berjalan sesuai dengan prinsip syariah islam tentunya juga memberikan kamu keuntungan yang lumayan. Akan tetapi, untuk mendapatkan keuntungan ini tentunya tak seperti membalikkan telapak tangan alias nyetor modal langsung untung. Melainkan, investor juga perlu menyusus strategi yang tepat untuk meminimalisir berbagai risiko investasi yang mungkin saja terjadi.
Baca Juga: Halal dan Budget Rendah, Beginilah Cara Kerja Investasi Syariah