Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan jajanan telur gabus, camilan tradisional yang digemari banyak orang. Terinspirasi dari camilan rumahan tersebut, Furiyanti memutuskan untuk berbisnis telur gabus dengan menghadirkan merek Telur Gabus Kata Oma. Usahanya tersebut bisa dibilang sukses, dibuktikan dengan Kata Oma yang berhasil meraih ‘The Best UMKM’ dengan mencatatkan pembelian tertinggi di antara puluhan ribu UMKM lainnya dalam ajang pameran Industri Kreatif & UMKM ‘Brilianpreneur’ tahun 2020.
Lantas bagaimana kisah seorang Furiyanti merintis dan mengembangkan bisnis . telur gabus Kata Oma? Furiyanti adalah sosok anak bungsu dari 4 bersaudara. Dia mengaku keberhasilannya tidak terlepas dari peran dan dukungan keluarga, terlebih pola asuh kedua orang tuanya. Sosok ayah yang dingin dan pekerja keras, sementara ibunya yang hangat dan dekat dengan anak-anak, banyak mengajarkan nilai-nilai luhur kehidupan.
“Salah satu didikan orang zaman dulu adalah papa selalu kerja dan mama yang ngurus rumah tangga. Tapi yang sangat kental mengalir di darah keluarga kami adalah tipikal papa yang pekerja keras. Jadi buatku pribadi, figur papa mencerminkan tipe pekerja keras dan mandiri," ujar Furiyanti saat ditanya mengenai masa kecilnya dan bagaimana pengaruh didikan orang tua.
Jauh sebelum sukses berbisnis seperti saat ini, Furiyanti adalah sosok wanita karier yang banyak malang-melintang di dunia korporat. Semua berawal saat dia berkuliah di Australia, tepatnya di kampus Curtin University jurusan Marketing and Public Relations. “Kenapa saya mengambil jurusan Marketing and Public Relation saat itu karena belum menjamur di Indonesia, yaitu PR. Jadi saat itu jujur saya tidak tahu persis itu jurusan apa," ujarnya.
Namun, seakan takdir, dari situlah petualangan Furiyanti dimulai. Lulus kuliah, dia langsung pulang ke Tanah Air dengan bekerja di salah satu agensi kehumasan (PR Agency) ternama di ibu kota yang juga merupakan tempat magangnya dulu. Berawal dari menjadi seorang praktisi PR, Furiyanti lantas terjun sebagai seorang communication specialist di berbagai perusahaan ternama. Sejumlah jabatan mentereng pun pernah disandangnya, mulai level eksekutif hingga direksi.
Proses malang-melintangnya itu, diakui Furiyanti, karena dia merupakan tipikal orang yang mudah bosan dan selalu ingin mencari tantangan baru. Salah satu langkah radikal yang pernah dia lakukan adalah saat memutuskan untuk kembali ke Australia, mencoba peruntungan di sana namun takdir berkata lain. Furiyanti hanya bertahan 6 bulan dan dia memutuskan kembali ke Tanah Air.
Sekembalinya ke Indonesia, Furiyanti yang sempat bekerja sebagai direktur komunikasi di salah satu konglomerasi ternama tetiba kepikiran untuk mendirikan usaha. Akhirnya dia meninggalkan dunia korporat dan memulai usaha perusahaan coaching usai disarankan oleh temannya. Lantas dari situlah perjalanan hidup membawanya kepada inspirasi untuk mendirikan ‘Kata Oma’.
“Waktu itu, saat bekerja sebagai direktur dan sedang merintis Dream Centre (nama perusahaan coaching miliknya), saya terkadang membawa kue telur gabus buatan ibu dan melihat rekan-rekannya suka sekali ngemil jajanan telur gabus. Dan respons pasarnya bagus,” jelas dia.
Seiring berjalannya waktu, Furiyanti semakin serius menekuni bisnis rintisannya tersebut hingga akhirnya di tahun 2018, dia mantap menggunakan brand ‘Kata Oma’. Adapun asal-muasal pemilihan nama ‘Kata Oma’ dilandasi pada fakta, telur gabus racikan Furiyanti berasal dari ‘resep rahasia’ sang ibunda, yang sudah berstatus nenek alias oma-oma.
Dalam membangun bisnis, proses jatuh-bangun adalah hal yang biasa. Hal itu juga dialami Furiyanti bersama dengan Kata Oma. Diakuinya, tantangan itu terus ada, terlebih terkait aspek terpenting dalam bisnis yakni 4P (Production, Price, Promotion dan Place) serta distribusi. Untuk mengatasi hal tersebut, dia menerapkan sejumlah strategi. Contoh, untuk menjaga kualitas produk, Kata Oma menggunakan bahan yang segar dengan menerapkan standar tinggi.
Lalu terkait promosi, awalnya menggunakan sistem reseller karena menurut Furiyanti, teknik tersebut jauh lebih murah dan efektif untuk memasarkan produk. Selan itu, bisnis yang baik adalah yang menjawab suatu permasalahan’konsumen. Dian Kata Oma diklaim menyasar pasar para ibu muda yang menyukai snack buat keluarga dan anak dengan aman, tidak bikin batuk, tidak bikin sakit perut serta alergi.
Strategi bisnis tersebut pada akhirnya berhasil membuat Kata Oma mampu mempekerjakan 40 karyawan. Itu tidak termasuk reseller yang tersebar di berbagai penjuru daerah di Indonesia. Juga, menjalin kemitraan dengan UNIFAM dalam pendistribusian produk dan telah berhasil menembus pasar luar negeri di tahun 2021 ini dengan mengekspor produk ke Amerika, Australia, China, Filipina, Kamboja, Taiwan, dan menyusul Korea serta Malaysia.
Furiyanti mengungkapkan, kunci keberhasilannya adalah fokus serta menerapkan time-management yang baik dalam kesehariannya. “Kalau mau sukses bisnis apapun, modalnya adalah fokus," tegasnya. Selain itu di tengah kesibukannya, Furiyanti tak lupa meluangkan waktu untuk diri sendiri alias work-life balance.
Swa.co.id