EKBIS.CO, JAKARTA -- Anak usaha PT Waskita Karya yakni PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) optimistis target kontrak baru senilai Rp 3,7 triliun dapat tercapai tahun ini. Direktur HCM, Sistem dan QHSE Waskita Beton Precast, Subkhan, mengatakan perusahaan saat ini telah mengantongi dua kontrak baru proyek jalan tol Kataraja senilai Rp 500 miliar dan proyek jalan tol Kayuagung-Palembang-Betung senilai Rp 600 miliar.
"Dari dua proyek itu saja sudah Rp 1,1 triliun, targetnya kan Rp 3,7 triliun. Belum ditambah dengan proyek lain seperti Bocimi tahap II, Cibitung-Cilincing, Cimanggis-Cibitung-Tanjung Priuk, beberapa proyek bendungan hingga pengaman pantai di Pekalongan dan Jakarta Utara," kata Subkhan di Jakarta, Selasa (12/4) malam.
Selain menyelesaikan proyek strategis infrastruktur, Subkhan mengatakan perusahaan juga tengah melakukan inovasi prefabrikasi untuk perumahan di Kupang, NTT, dan Lombok, NTB pascagempa yang bermitra dengan swasta.
"Tahun ini target (kontrak baru) sudah aman karena 80 persen (proyek) dari holding dikasih ke kita," ucap Subkhan.
Subkhan mengatakan perusahaan telah mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar Rp 250 miliar untuk pengembangan sejumlah pabrik serta pembangunan dermaga guna memperlancar pasokan ke luar Jawa.
Selain itu, Subkhan menyampaikan perusahaan juga sedang menanti finalisasi proyek jumbo konsorsium Waskita Karta dan Pertamina untuk pengerjaan jalan menuju lokasi tambang di Sudan Selatan. Subkhan memperkirakan nilai proyek tersebut mencapai Rp 40 triliun.
"Kita masih menunggu finalisasinya, bisa tahun ini atau tahun depan, tergantung perkembangan nanti," tutur Subkhan.
Sekretaris Perusahaan Waskita Beton Precast, Fandy Dewanto, mengatakan fokus utama perusahaan saat ini ialah penyelesaian proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sebagai bagian dari restrukturisasi. Kendati begitu, Fandy menyebut perusahaan melakukan sejumlah langkah korporasi sepanjang tidak bertentangan dengan proses PKPU, termasuk penyelesaian sejumlah proyek berjalan.
"Kami sudah bertemu sejumlah kreditur dan vendor yang mana responsnya cukup positif, mudah-mudahan Mei sudah rampung dan bisa keluar dari PKPU sehingga aktivitas bisnis dapat berjalan normal kembali," kata Fandy.