Jumat 15 Apr 2022 15:42 WIB

Bagaimana Rasanya Jadi Pemegang Saham Mayoritas?

Bagaimana Rasanya Jadi Pemegang Saham Mayoritas?

Rep: Editor (swa.co.id)/ Red: Editor (swa.co.id)
Susana Rapat Umum Pemegang Saham (IFoto: Ilustrasi)
Susana Rapat Umum Pemegang Saham (IFoto: Ilustrasi)

Jika kita berandai – andai menjadi pemegang saham terbesar di sebuah perusahaan, sebagian besar dari kita akan berpikir tentang banyaknya keuntungan yang didapatkan. Lalu, apa saja keuntungan menjadi pemegang saham mayoritas?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, mari kita bahas terlebih dahulu tentang pemegang saham mayoritas. 

Maryadi Santana, CFP®, QWP, selaku Perencana Keuangan Finansialku.com menjelaskan bahwa di dalam dunia investasi saham terdapat istilah pemegang saham mayoritas dan minoritas. Perbedaan keduanya adalah pada besaran porsi saham.

Seseorang, perusahaan atau lembaga, yang memiliki lebih dari 50% saham yang beredar, dikatakan sebagai pemegang saham mayoritas. Selanjutnya, pemegang saham minoritas adalah mereka yang sahamnya kurang dari 50%.

Pemegang saham mayoritas untuk perusahaan lama, umumnya adalah founder atau keluarganya. Lalu perusahaan tersebut biasanya merupakan perusahaan milik keluarga. Sedangkan pada perusahaan start up, khususnya yang belum IPO. Pemegang saham mayoritas cenderung didimiliki oleh founder dan pemegang saham minoritasnya adalah co-founder.

Berbicara tentang keuntungan sebagai pemegang saham mayoritas, Maryadi menyampaikan bahwa menjadi pemegang saham terbesar tidak selalu berbicara tentang keuntungan, namun ada juga risiko yang perlu diterima.

Berikut adalah keuntungan dan risiko yang harus diperhatikan oleh pemegang saham mayoritas:

KEUNTUNGAN

Keuntungan yang pertama sebagai pemegang saham mayoritas adalah memiliki hak suara lebih besar dalam pengambilan keputusan. Meskipun secara persentase hanya berbeda 1% jumlah kepemilikannya.

Hak suara yang dimaksud, misalnya ketika ada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Biasanya, mengenai kebijakan yang akan diambil, lebih banyak diputuskan oleh kepemilikan saham mayoritas.

Selain itu, perubahan management atau dewan eksekutif perusahaan pun bisa ditentukan oleh mereka. Atau mereka sendiri yang menjabat sebagai dewan eksekutif, seperti Chief Executive Officer (CEO).

Keuntungan kedua adalah mendapatkan keuntungan atau deviden lebih besar. Dividen atau keuntungan yang dibagikan kepada pemilik saham, menjadi nilai tambah jika kita berinvestasi di saham, selain kenaikan harga sahamnya itu sendiri.

Setiap jumlah rupiah dari keuntungan perusahaan yang dibagikan ke pemegang saham, akan dikalikan pada jumlah lembar sahamnya. Maka dari itu, secara otomatis mereka akan mendapat hasil deviden paling tinggi dibandingkan yang lain.

RISIKO

Sebagai pemegang saham terbesar, tentunya memiliki tanggung jawab yang lebih besar juga. Sehingga, jika dalam jalannya perusahaan mengalami kesalahan strategi, maka tanggung jawab akan dibebankan kepada pemegang saham terbesar.

Selanjutnya, pemegang saham mayoritas juga punya kewajiban sebagai penyokong keuangan perusahaan. Jika kita menanam saham yang cukup besar, tentu kita tidak ingin perusahaan mengalami kebangkrutan atau kesulitan dalam bidang keuangan. 

Sebab, dengan porsi saham mayoritas, maka ketika terjadi kerugian, yang paling banyak terkena dampak adalah mereka. Sehingga pemegang saham terbesar harus siap menanggung risiko kerugian siap membantu perusahaan dalam hal keuangan.

Itulah beberapa keuntungan dan risiko yang harus dihadapi ketika kita menjadi pemegang saham mayoritas. Apakah Anda tertarik menjadi pemegang saham mayoritas? (Regine Deanaendra)Artikel ini diproduksi oleh tim finansialku.com untuk swa.co.id

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement