EKBIS.CO, JAKARTA -- Twitter baru saja menerapkan strategi rencana hak pemegang saham atau poison pill untuk menghadapi potensi pengambilalihan CEO Tesla Elon Musk. Belum lama ini, ia dikabarkan membuat tawaran 43 miliar dolar AS untuk membeli 100 persen saham perusahaan.
Rencana tersebut disetujui dengan suara bulat oleh dewan direksi Twitter. Menurut siaran pers yang diterbitkan Twitter, cara itu juga dirancang untuk membuat Musk lebih sulit membeli lebih dari 15 persen saham perusahaan. Poison pill secara hukum dirancang untuk membuatnya sangat mahal bagi satu pemegang saham untuk mengakumulasi lebih dari persentase tertentu dari saham perusahaan.
“Rencana hak memungkinkan semua pemegang saham menyadari nilai penuh dari investasi mereka di Twitter. Rencana hak akan mengurangi kemungkinan bahwa setiap entitas, orang, atau kelompok memperoleh kendali atas Twitter melalui akumulasi pasar terbuka tanpa membayar semua pemegang saham premi kontrol yang sesuai atau tanpa memberikan waktu yang cukup kepada Dewan untuk membuat penilaian yang tepat dan mengambil tindakan yang ada di kepentingan terbaik pemegang saham,” kata Twitter, dilansir TechRadar, Sabtu (16/4/2022).
Poison pill dipicu ketika setiap pemegang saham mencoba untuk memperoleh 15 persen atau lebih dari saham beredar perusahaan tanpa persetujuan dewan direksi perusahaan. Jika upaya tersebut dilakukan, maka pemegang saham saat ini akan memiliki opsi untuk membeli saham tambahan dengan harga diskon dan entitas yang memicu rencana tersebut harus membeli saham tambahan apa pun di luar ambang batas 15 persen dengan harga premium.
Musk menawarkan untuk membayar 54,20 dolar AS per saham dalam tawaran pengambilalihan yang tidak diminta untuk menjadikan Twitter sebagai aset pribadi jika tawarannya diterima. Musk memang dikenal sebagai kritikus blak-blakan terhadap Twitter sehingga pengambilalihannya hampir pasti akan membuat perubahan besar pada platform.