EKBIS.CO, JAKARTA -- Associate Director BUMN Research Group LMUI Toto Pranoto menyambut positif kerja sama PT Aneka Tambang (Antam) dan PT Industri Baterai Indonesia (IBI) atau IBC dengan anak perusahaan Guangdong Brunp Recycling Technology Co., Ltd (Brunp), Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co., Ltd. (CBL), dalam membangun beberapa pabrik baterai untuk kendaraan listrik di Asia Tenggara.
Toto menilai kerja sama tersebut merupakan langkah strategis lanjutan setelah nota kesepahaman antara IBI dengan Perusahaan pemasok baterai kendaraan listrik terbesar di dunia, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dan LG Chem setahun lalu. Brunp sendiri diketahui merupakan anak usaha dari CATL.
"Ini akan menandai proses hilirisasi nikel menjadi komponen utama baterai listrik. Seperti diketahui, Indonesia adalah pemilik cadangan nikel terbesar di dunia. Sementara CATL dan LG Chem adalah produsen baterai listrik terbesar dan nomor dua di dunia," ujar Toto saat dihubungi Republika di Jakarta, Ahad (17/4).
Toto menyampaikan LG Chem sendiri sudah mulai investasi baterai listrik lebih awal di Indonesia dalam kerja sama dengan Hyundai yang akan menjadikan Indonesia sebagai basis produsen mobil listrik di Asia Tenggara.
Menurut Toto, baterai listrik memegang peran vital dalam ekosistem EV karena hampir 40 persen lebih struktur biaya mobil listrik berasal dari sektor baterai tersebut.
"Hal yang perlu ditekankan IBC adalah agar proses alih teknologi harus dikejar," ungkap Toto.
Toto menilai kerja sama yang dilakukan sudah seharusnya dapat menghasilkan potensi tenaga terdidik lokal spesialis di bidang baterai listrik tersebut. Dengan demikian, Indonesia akan mampu lebih mandiri dalam menjadi pemain utama industri kendaraan baterai listrik.
"Ke depan diharapkan Indonesia mampu secara mandiri mengelola industri ini dam bisa tampil kompetitif dalam ekosistem kendaraan baterai listrik," kata Toto.