EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melihat tingkat produktivitas yang rendah masih menjadi tantangan bagi pembangunan Indonesia. Produktivitas semakin menurun sejak terjadinya pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produktivitas Indonesia menunjukkan tren menurun selama periode 2010-2019. Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, penurunan produktivitas ini menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung stagnan di level 5 persen.
"Kondisi ini semakin diperberat dengan inovasi yang belum berkembang dengan baik. Ini dapat dilihat dari indeks inovasi Indonesia yang masih rendah dibandingkan negara-negara Asean lain," kata Suharso di Jakarta, Kamis (21/4).
Menurut Suharso, tantangan besar lain adalah masih terdapatnya permasalahan akibat dari krisis Covid-19 diantaranya tingkat pengangguran dan kemiskinan belum kembali ke level sebelum pandemi. Selain itu belum pulihnya dunia usaha secara optimal.
Efek krisis tersebut cenderung memberi pengaruh terjadinya penurunan di sisi produktivitas. Oleh sebab itu, Suharso menegaskan, peningkatan produktivitas menjadi isu yang krusial dalam pembangunan saat ini. Peningkatan produktivitas akan menjadi kunci penting agar Indonesia tumbuh dalam jangka panjang.
Dengan peningkatan produktivitas, diharapkan dapat menaikkan output potensial sehingga trajektori ekonomi Indonesia bisa kembali secara berkelanjutan. Upaya mengangkat kembali trajektori Indonesia ini tidak terlepas dari tujuan bangsa yang tercantum dalam visi Indonesia 2045 yaitu Indonesia maju yang ditandai dengan lepasnya Indonesia dari middle income trap.
Untuk mencapai target ini, menurut Suharso, pada 2045 pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai rata-rata 5,7 persen. Selain itu, kontribusi pertumbuhan ekonomi Kawasan Timur Indonesia (KTI) juga harus didorong hingga mencapai 25 persen terhadap nasional.