EKBIS.CO, JAKARTA -- Langkah Menteri BUMN Erick Thohir dalam membenahi Garuda Indonesia menuai apresiasi. Chief Marketing Officer (CMO) Jarvis Aset Manajemen Kartika Sutandi CFA berharap gebrakan Erick terus menghasilkan hal positif.
Sejak lama, kata dia, beberapa langkah penyelamatan sudah dilakukan Erick Thohir seperti pengungkapan kasus Moge, pelaporan korupsi ke Kejagung hingga mendorong tambahan modal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). Untuk penyehatan Garuda Indonesia yang menyeluruh, Kartika meminta Erick tak hanya berhenti di pemberian PMN saja. Beberapa langkah kongkret perbaikan Garuda Indonesia, kata dia, bisa melalui pembenahan tata niaga dari avtur di Indonesia.
Dia menjelaskan, selama ini cost airline mayoritas dihabiskan untuk membeli avtur. Saat ini avtur yang dijual Pertamina 30 pertama lebih mahal jika dibandingkan membeli di luar negeri.
Kartika meminta agar Erick dapat membuka kompetisi penjualan avtur di seluruh bandara di wilayah Indonesia. Jika kompetisi penjualan avtur tak dapat terwujud, Kartika khawatir harga tiket penerbangan di Indonesia tak akan bisa bersaing dengan negara lain.
"Menteri Erick harus membuka kesempatan kepada pemain avtur lainnya untuk dapat masuk ke seluruh bandara di Indonesia. Tujuannya agar menciptakan kompetisi yang sehat di pengisian avtur. Jika harga avtur Pertamina dapat bersaing, akan membuat harga tiket menjadi murah. Demand crate price. Price can be chiper," kata Kartika di Jakarta, Ahad (24/4/2022).
Selain itu, kata dia, selama ini banyak leasing yang dipergunakan oleh Garuda Indonesia dinilai terlalu mahal. Ini yang menurut Kartika membuat tiket Garuda Indonesia tak bisa bersaing dengan airline lainnya yang menerapkan full service.
"Ini tugas yang harus segera dilakukan oleh Menteri Erick dan jajaran management Garuda Indonesia untuk melakukan renegosiasi leasing. Termasuk menekan leasing agar melakukan hapus buku (write-off) atau memberikan bunga nol persen ke Garuda Indonesia. Penundaan hutang melalui PKPU hanya membantu sementara di cashflow. Namun beban perseroan masih belum akan hilang," kata Kartika.
Langkah selanjutnya, masih menurut dia, yang arif untuk diambil adalah melakukan peninjauan ulang rute yang dimiliki oleh Garuda. Rute internasional yang dimiliki Garuda seperti Jakarta-London merupakan jalur yang membuat keuangan perseroan selama ini berat.
"Ada baiknya Pak Erick memerintahkan Garuda Indonesia untuk memaksimumkan dan memfokuskan bisnisnya di rute-rute domestik. Tujuannya agar Garuda dapat fokus melayani konektivitas masyarakat Indonesia," ujar dia.
"Biaya perawatan pesawat juga memegang porsi yang besar di beban operasional perseroan. Kalau Garuda masih melakukan pemeliharan pesawat di tempat yang mahal, tetap PMN yang diberikan Pemerintah tak akan membantu perbaikan kinerja Garuda," kata Kartika menambahkan.
Selama ini Garuda Indonesia menjual tiket dengan harga relatif premium. Meski menjual tiket dengan harga premium namun tak membuat Garuda menjadi perusahaan aviasi yang memiliki kinerja keuangan yang bagus. Melihat hal ini, Kartika meminta agar Erick dapat segera melakukan pembenahan dan pembersihan menyeluruh di Garuda Indonesia.
"Garuda Indonesia menjual tiket mahal namun tak untung berarti selama ini ada 'maling' di dalam Garuda Indonesia. Pak Erick harus tegas membersihkan seluruh tikus-tikus yang selama ini menggerogoti Garuda Indonesia. Jangan sampai Garuda yang sudah diberi tambahan PMN, tetap merugi karena belum dilakukan pembersihan di Garuda," kata Kartika.
Sebelumnya, dikutip dari Antara, Erick menyampaikan terima kasih atas dukungan panitia kerja (panja) penyelamatan PT Garuda Indonesia (Persero) Komisi VI DPR. "Kita bersyukur dan berterima kasih dengan dukungan panja Komisi VI DPR sangat berarti dalam upaya penyehatan Garuda," ujar Erick Thohir.
Erick dan Panja Komisi VI DPR telah menyepakati pelaksanaan atau eksekusi skema penyelamatan Garuda. Menteri BUMN tidak ingin Kementerian BUMN menjadi menara gading dan tentu akan memerlukan dukungan banyak pihak, termasuk DPR dalam menyelamatkan Garuda. Erick menilai dukungan politik dari DPR sangat penting bagi Kementerian BUMN dalam menyehatkan kembali kinerja Garuda.
"Alhamdulillah setelah melalui berbagai rapat kerja, rapat dengar pendapat, hingga panja, sekarang kita telah sama-sama sepakat bahwa penyelamatan Garuda harus menjadi keharusan," kata Erick.