EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Permata Tbk. (BNLI) membukukan kinerja yang solid pada kuartal I 2022. PermataBank mencatatkan pertumbuhan aset menjadi sebesar 18,4 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 241 triliun pada periode tersebut.
Direktur Utama PermataBank Chalit Tayjasanant mengungkapkan, kinerja PermataBank terus membaik. Perseroan akan terus memperkuat komitmen sebagai waralaba deposito dan kekayaan terkemuka, dan pemimpin dalam inovasi digital serta mitra ekosistem pilihan untuk bisnis dan pemain di bidang teknologi.
"Kami akan terus fokus untuk menjadi bank universal dengan produk dan layanan yang lengkap dan terintegrasi secara digital untuk semua segmen dan generasi," kata Chalit dalam keterangan resmi, Jumat (29/4/2022).
Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, PermataBank telah menyalurkan kredit sebesar Rp 129 triliun atau tumbuh 10 persen yoy. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan KPR masing-masing sebesar 17,3 persen dan 22,7 persen.
"Dalam komitmen ini, PermataBank tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit yang diberikan mengingat dampak pandemi yang masih terus berlanjut dan secara tidak langsung telah menyebabkan peningkatan risiko kredit inheren," jelas Chalit.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah terus bertumbuh sebesar 23,3 persen yoy terutama dikontribusi dari pertumbuhan Giro sebesar 36,6 persen dan Tabungan sebesar 15,6 persen. Dementara rasio CASA Bank mengalami peningkatan menjadi 56,4 persen.
Lebih lanjut, Bank membukukan Pendapatan Operasional sebesar Rp 2,9 triliun, tumbuh sebesar 21,9 persen yoy. Adapun Laba Operasional sebelum Pencadangan tercatat sebesar Rp 1,5 triliun. Pertumbuhan Pendapatan Operasional dikontribusi dari pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih sebesar 4,2 persen dan Pendapatan Non-Bunga sebesar 113,3 persen.
"Hal ini juga mencerminkan pengelolaan dana, baik simpanan nasabah maupun dana setoran modal dari pemegang saham, dapat dikelola secara optimal," kata Chalit.
Selain itu, Bank tetap menerapkan manajemen biaya operasional secara optimal tercermin dari perbaikan rasio Beban Operasional dibandingkan Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi sebesar 72,5 persen atau membaik 9,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 82,3 persen.
Bank juga memastikan kecukupan pencadangan kerugian penurunan nilai secara pruden untuk mengantisipasi potensi kerugian mengingat dampak pandemi COVID-19 yang masih berlanjut di tahun berjalan. Rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran yang cukup konservatif yaitu 226 persen.
Rasio NPL gross di bulan Maret 2022 terjaga pada level 3,17 persen dan rasio NPL net di 0,6 persen. Hal ini sejalan dengan kebijakan Bank untuk membukukan pencadangan kerugian kredit secara pruden dalam mengantisipasi potensi kerugian kredit.
Rasio permodalan Bank tetap menjadi salah satu yang terkuat di antara Bank Komersial di Indonesia, dengan rasio CAR dan CET-1 masing-masing sebesar 33,1 persen dan 25,4 persen. Hal ini menjadi kunci pendorong bagi Bank untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun inorganik.