EKBIS.CO, JAKARTA -- Keputusan pemerintah yang mengizinkan masyarakat melaksanakan mudik pada tahun ini diprediksi berdampak positif bagi geliat ekonomi di daerah. Apalagi periode libur mudik pada tahun ini umumnya berlangsung sepekan hingga pemudik bisa berwisata di kampung halamannya.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memprediksi sektor pariwisata di daerah akan tumbuh lebih baik pada momen Lebaran tahun ini ketimbang periode sama tahun lalu. Sebab pada Lebaran tahun ini ada pelonggaran mudik ketimbang dua tahun lalu akibat Covid-19.
"Secara umum sektor pariwisata diperkirakan tumbuh jauh lebih tinggi dibandingkan dua tahun sebelumnya. Okupansi hotel dikisaran 80 persen," kata Bhima kepada Republika, Rabu (4/5).
Bhima mengamati pada Lebaran tahun ini ada dorongan dari pelonggaran mobilitas masyarakat untuk lakukan mudik. Sehingga menurutnya mudik kali ini bakal membuat geliat ekonomi di daerah lebih bergairah.
"Mudik lebaran akan dorong permintaan diberbagai sektor mulai dari jasa transportasi, pakaian jadi, makanan minuman, perhotelan hingga jasa telekomunikasi," ujar Bhima.
Bhima juga menyebut tempat rekreasi dan fasilitas pendukung wisata di daerah akan terdorong dengan momen mudik. Pada saat menggunakan jalan tol misalnya, belanja wisata sudah bisa tercatat di rest area.
"Warung makan dan toko yang menjual oleh-oleh ikut naik omsetnya. Terlebih fasilitas publik di rest area semakin baik. Kemudian ketika sampai ditempat tujuan mudik, pelaku perjalanan menyempatkan untuk berkunjung ke tempat wisata," ucap Bhima.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno berharap libur Lebaran 2022 menjadi momentum yang kuat dalam upaya mendorong kebangkitan ekonomi, khususnya melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Dua tahun kita berjuang mengatasi pandemi dari sisi kesehatan, sekarang kita mulai menata kembali ekonomi baru kita. Selama dua tahun kita betul-betul menghadapi masa yang sulit, dan mudik ini is the greatest transfer of business opportunity," kata Sandi.
Sandi memperkirakan dari total jumlah pemudik, 40 persen diantaranya akan berkunjung ke destinasi-destinasi wisata atau sentra ekonomi kreatif. Jika rata-rata pengeluaran wisatawan Rp1,5 juta, maka potensi pergerakan ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa mencapai Rp72 triliun secara nasional.