EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tajam pada penutupan perdagangan awal pekan ini, Senin (9/5). konsisten bergerak di zona merah, IHSG berakhir di level 6.909,75 atau terpangkas 4,42 persen.
Kelompok saham paling likuid, indeks LQ45, jatuh lebih dalam dengan penurunan mencapai 5,48 persen. Sementara investor asing membukukan penjualan bersih hingga Rp 2,59 triliun dengan saham yang paling banyak dilepas BBCA mencapai Rp 1,4 triliun.
Ekonom dan peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, mengatakan penurunan IHSG tidak terlepas dari kondisi pasar saham global. Beberapa waktu terakhir, pasar saham global juga mengalami koreksi.
Menurut Yusuf, pasar saham banyak diwarnai sentimen negatif akhir-akhir ini. Salah satunya kebijakan lockdown di China yang semakin ketat dan memicu kekhawatiran pelaku pasar akan pertumbuhan ekonomi global.
"Belum ada tanda kasus akan menurun sehingga berapa lama lockdown menambah ketidakpastian akan perekonomian China," kata Yusuf kepada Republika, Senin (9/5).
Di luar itu, lanjut Yusuf, harga komoditas juga mengalami penyesuaian karena ketakutan resesi global dapat memperburuk permintaan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM). Selain itu investor juga tengah memantau pembicaraan embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia yang diperkirakan makin memperketat suplai.
Yusuf memperkirakan seminggu ke depan pasar masih akan memantau perkembangan kasus Covid-19 di China dan juga perkembangan dari konflik geopolitik. Dari dalam negeri, Yusuf melihat, Rapat Dewan Gubernur (RDG) akan ikut mempengaruhi psikologi pasar meskipum tidak begitu signifikan.