Selasa 10 May 2022 08:38 WIB

5 Tips Mengumpulkan Dana Pensiun dari Saham

Apakah mungkin dana pensiun dapat terkumpul hanya dari investasi saham? Nah, agar dana pensiun terkumpul dengan cepat, berikut tips yang perlu lakukan:

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
5 Tips Mengumpulkan Dana Pensiun dari Saham
5 Tips Mengumpulkan Dana Pensiun dari Saham

Pensiun menjadi salah satu topik yang sedang ramai dibicarakan, khususnya oleh generasi milenial. Beberapa milenial ingin pensiun dini karena tidak mau kalau waktunya habis untuk bekerja saja. 

Tidak dapat dipungkiri jika generasi milenial menjadi tipikal yang family oriented. Apalagi memperoleh uang tidak semata-mata hanya dengan bekerja 24/7, tapi bisa dari investasi saham.

Pertanyaannya, apakah mungkin dana pensiun dapat terkumpul hanya dari investasi saham

 

Mengumpulkan Dana Pensiun dari Investasi Saham

Jawaban atas pertanyaan di atas adalah mungkin. Logikanya, investasi saham itu ibarat tabungan yang jika disisihkan secara rutin akan bertambah jumlahnya. Perbedaannya adalah return dari investasi saham jauh lebih besar.

Bahkan jika cara bermainnya bagus, return dari investasi saham bisa lebih besar dari gaji utama lho! Tidak heran jika milenial dengan senang hati menyisihkan sebagian gajinya untuk memulai investasi. Modal untuk berinvestasi pun cukup terjangkau. 

Nah, agar dana pensiun terkumpul dengan cepat, berikut tips-tips yang generasi milenial perlu lakukan. 

1. Pakai prinsip 50:30:20

mengatur keuangan

Tips pertama, pakailah prinsip 50:30:20 dalam hitungan persen. Pembagiannya 50 persen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, 30 persen untuk dana darurat, proteksi, dan cicilan. Sisa 20 persen pure digunakan untuk investasi.

Total 20 persen ini dapat dibagi ke dalam beberapa instrumen investasi. Selain saham, Anda bisa alokasikan ke deposito untuk memperoleh keuntungan yang sifatnya tetap setiap bulan.

20 persen adalah nominal yang ideal karena bagaimanapun Anda perlu memikirkan biaya sehari-hari. Jangan sampai karena pensiun dini, kebutuhan hidup menjadi terbengkalai dan akhirnya jatuh sakit.

2. Memilih saham sesuai jenisnya

Ketika memutuskan untuk pensiun dini, penting pula menentukan jenis saham yang pas. Dalam investasi saham, terdapat tiga pembagian saham yang cukup populer diantaranya :

  • Saham blue chip

Merupakan istilah untuk emiten atau perusahaan yang memiliki modal maupun kapitalisasi pasar yang besar. Saham blue chip memiliki kinerja yang baik, sehingga harga sahamnya cenderung naik dari waktu ke waktu.

Keuntungan berinvestasi di blue chip adalah emiten tersebut menawarkan produk yang dibutuhkan oleh banyak orang. Membuat emiten tersebut terus beroperasi, sehingga kondisi keuangannya tetap stabil.

  • Saham value investing

Merupakan saham dari emiten yang tergolong berpotensi. Hanya saja, harga sahamnya masih lebih murah dari blue chip. Kinerja saham value investing cukup bagus, jadi harganya kemungkinan meningkat di masa mendatang. 

Saham ini cocok dikoleksi oleh Anda yang ingin berinvestasi dalam jangka panjang. Dan tidak lupa untuk menyesuaikan dengan nilai intrinsiknya, jadi tidak salah pilih nantinya.

  • Saham gorengan

Merupakan saham yang paling diminati trader, tapi beberapa investor juga melirik saham jenis ini untuk memperoleh keuntungan harian. Dinamakan saham gorengan karena harganya cenderung fluktuatif, biasanya karena digerakkan oleh bandar tertentu.

Saham ini bisa dijadikan pilihan untuk investasi jangka panjang, tapi tidak terlalu disarankan. Anda sendiri perlu berhati-hati memilih emiten untuk meminimalisir potensi rugi di masa mendatang.

Baca Juga: 9 Hal yang Harus Diperhatikan sebelum Memilih Pensiun Dini

3. Membeli secara bertahap

beli saham

Hilangkan asumsi beli saham pada waktu bersamaan memberikan keuntungan yang besar. Terkadang, yang terjadi malah sebaliknya. Membeli saham sekaligus justru rugi, terutama jika harga saham tersebut mengalami penurunan. 

Misalnya, rata-rata harga saham yang dibeli sebesar Rp 1.300 per lembar dengan total 100 lot. Apabila harga saham turun ke angka Rp 1.210 per lembar, Anda otomatis rugi Rp 900 ribu. 

Disarankan untuk melakukan pembelian saham secara bertahap, misalnya hari ini cicil 10 lot di harga Rp 1.300 dan 15 lot di harga Rp 1.270. Hitung-hitung kalau harga sahamnya turun, setidaknya rata-rata harga saham Anda lebih kecil dari Rp 1.300 per lembar.

4. Cut loss untuk meminimalisir kerugian

Jika Anda melihat trend harga saham akan turun, tidak ada salahnya untuk cut loss. Memang rugi, tapi jumlahnya belum seberapa apabila penurunan harganya berlanjut.

Justru dengan cut loss, modal akan kembali dan Anda bisa belikan saham yang sama dengan harga lebih murah. Kerugian dari cut loss otomatis tergantikan apabila harga saham tersebut naik. 

Sebaiknya tentukan batasan harga terendah maksimal sebelum cut loss. Jika melewati batasan tersebut, cut loss dapat dilakukan.

Baca Juga: Dana Pensiun: Bagaimana Menyiapkannya Lewat Investasi?

5. Menabung saham secara rutin

menabung saham

Mengingat tujuan investasi saham untuk modal di hari tua, maka jadikan saham seperti tabungan. Sisihkan sebagian penghasilan untuk dimasukkan ke rekening saham.

Jika rutin menyisihkan, maka total saldo di rekening saham akan bertambah setiap bulan. Belum ditambah dengan keuntungan dan dividen yang rutin dibagikan. 

Keduanya dapat diputar kembali untuk memaksimalkan keuntungan, sehingga total dana pensiun yang terkumpul semakin banyak.

Pastikan Sekuritasnya Sah

Saham dapat dijadikan alternatif untuk mengumpulkan dana pensiun. Tapi sebelum memulai, alangkah baiknya untuk memilih sekuritas yang sah sebagai lapak atau platform untuk berinvestasi. Baca review dari pengguna, lihat legalitasnya di situs OJK, dan kecepatan pelayanan agar Anda bisa berinvestasi dengan aman. 

Baca Juga: Menyiapkan Dana Pensiun Dengan Lembaga Keuangan? Cek Ini Dulu

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement