Miliarder Elon Musk dan perusahaan mobil listriknya, Tesla yang berinvestasi dalam bitcoin pada Februari 2021 telah merasakan zona merah.
Sebagaimana diketahui, Tesla menginvestasikan USD1,5 miliar (Rp21,8 triliun) dalam mata uang virtual pada 8 Februari 2021, dan mengatakan mulai menerimanya sebagai pembayaran untuk membeli mobil Tesla.
Kabar itu merupakan tanda kepercayaan pada cryptocurrency. Harga Bitcoin kemudian melonjak melewati USD42.000 (Rp611 juta).
Baca Juga: Tegas! Elon Musk Bakal Cabut Larangan Donald Trump di Twitter, Tapi...
Melansir The Street di Jakarta, Rabu (11/5/22) Tesla mengklaim bahwa investasi dalam bitcoin ditujukan untuk mendiversifikasi sumber likuiditasnya dan mendapatkan fleksibilitas agar sebagian besar dapat memberi imbalan kepada pemegang sahamnya.
Tetapi beberapa bulan kemudian, pada Mei 2021, Tesla mengindikasikan bahwa mereka tidak lagi menerima bitcoin sebagai alat pembayaran karena pencetakan bitcoin mengkonsumsi listrik dalam jumlah besar, dan Tesla ingin menjadi bagian pelestarian lingkungan.
Selama beberapa bulan, pertaruhan bitcoin Tesla terbayar, terutama ketika harga mencapai titik tertinggi sepanjang masa USD69,044,77 pada 10 November. Namun sejak itu harga telah anjlok dan saat ini berada di sekitar USD31.000 (Rp450 juta).
Kemerosotan harga bitcoin menempatkan investasi awal Tesla di zona merah. Menurut Bitcoin Treasuries, 43.200 bitcoin Tesla yang dibeli seharga USD1,5 miliar (Rp21,8 triliun) saat ini bernilai USD1,35 miliar (Rp19,6 triliun), turun USD150 juta (Rp2,1 triliun), atau sekitar 15%.
Bitcoin dan cryptocurrency saat ini menderita ketakutan pertumbuhan, seperti pasar ekuitas. Kekhawatiran tersebut mendorong investor untuk melikuidasi aset berisiko, karena Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi.