EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merevisi ke atas outlook PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dan Obligasi Berkelanjutan JSMR Tahun 2020 dari stabil menjadi positif. Sedangkan untuk peringkat perusahaan dan utangnya belum bergeser dari posisi idAA-.
Revisi outlook menjadi positif ini mempertimbangkan sutruktur permodalan dan proteksi arus kas yang terus membaik. "JSMR berencana mengurangi utangnya menggunakan hasil dari aksi korporasinya dalam waktu dekat," kata analis Pefindo Niken Indriasrih dalam risetnya, dikutip Kamis (12/5/2022).
Saat ini, JSMR sedang dalam proses untuk divestasi sahamnya pada beberapa anak perusahaan dalam waktu dekat. Dana yang dihasilkan dari divestasi saham ini akan digunakan untuk mengurangi utang dan pengembangan jalan tol.
Niken mengatakan kombinasi pengurangan utang serta kondisi arus kas positif, sejalan dengan pemulihan ekonomi domestik, akan dapat memperbaiki struktur permodalan perseroan. Hal ini juga dapat mengantisipasi potensi timbulnya utang dalam jangka menengah.
Sementara itu, peringkat idAA- mencerminkan dukungan pemerintah yang kuat untuk menyelesaikan proyek jalan tol. JSMR juga dinilai memiliki posisi yang dominan di sektor jalan tol. Selain itu, peringkat juga menunjukkan fleksibilitas keuangan yang sangat kuat.
Peringkat tersebut dapat dinaikkan jika JSMR meningkatkan struktur permodalan dengan mengurangi utang. Peringkat juga dapat diperbaiki jika jalan tol baru secara konsisten menarik volume lalu lintas lebih tinggi dari yang diproyeksikan.
Meski demikian, prospek positif dapat diturunkan kembali menjadi stabil jika pengurangan utang belum secara signifikan memperbaiki struktur permodalan. Penurunan prospek juga dapat dipengaruhi oleh berkurangnya volume lalu lintas jalan tol yang berdampak pada penurunan pendapatan.
JSMR adalah emiten operator jalan tol terbesar di Indonesia. Portofolionya mencakup 13 konsesi jalan tol lama di perusahaan induk, 13 jalan tol dioperasikan anak perusahaan, dan tiga jalan tol dalam pembangunan.
Per 31 Desember 2021, pemegang sahamnya adalah pemerintah dengan porsi mencapai sebesar 70,0 persen, BPJS Ketenagakerjaan 3,4 persen, BNYM RE BNYMLB RE Employee ProvidentFD 2,3 persen, PT Taspen 2,2 persen, dan publik 22,1 persen.