EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama PT Krakatau Steel (KS) Silmy Karim menyebutkan bahwa perusahaan tidak terganggu dengan adanya baja impor karena KS saat ini semakin bisa berkompetisi."Sekarang baik-baik saja, karena Krakatau Steel semakin bisa berkompetisi dan memang impor itu tidak bisa dihindari," kata Silmy saat temu media di Jakarta, Jumat (13/5/2022).
Menurut Silmy, impor baja tidak menjadi masalah selama dilakukan tanpa kecurangan, karena jika terjadi kecuranganmaka akan merugikan berbagai pihak, misalnya negara akan dirugikan dari segi penerimaan negara. Selain itu, lanjut Silmy, industri juga akan dirugikan karena persaingan usaha yang tidak sehat.
Kemudian, praktik usaha yang curang juga akan merugikan investor."Investor yang masuk ke Indonesia tidak akan mendapatkan pengembalian dan dia bisa keluar. Citra Indonesia terhadap investasi menjadi kurang baik, kalau pemerintah tidak menjaga investasi yang sudah masuk ke Indonesia," ujar Silmy.
Kemudian, pihak yang dirugikan selanjutnya adalah konsumen, karena konsumen tidak mendapatkan barang yang sesuai dengan standar."Jadi, boleh impor asal tidak curang, karena merugikan negara, industri, investor, dan konsumen. Empat itu yang kita jaga. Sehingga tidak hanya menjaga industri, tapi juga memproteksi konsumen," ujar Silmy.
Pada kesempatan tersebut, Silmy menyampaikan bahwa Krakatau Steel kembali meraih laba bersih sebesar Rp508,74 miliar hingga April 2022.Laba bersih Krakatau Steel hingga April 2022 meningkat 271,69 persen dibandingkan laba bersih Krakatau Steel hingga April 2021 yang sebesar Rp137,22 miliar. Ini adalah sinyal positif untuk kinerja Krakatau Steel ke depannya.
Dari sisi pendapatanhingga April 2022, Krakatau Steel juga mencatatkan peningkatan pendapatan menjadi sebesar Rp13,44 triliun, meningkat 39,24 persen dari pendapatan Krakatau Steel hingga April 2021 yang sebesar Rp9,65 triliun.
Silmy menambahka nterdapat beberapa aksi korporasi Krakatau Steel pada 2022. Salah satunya adalah penambahan penyertaan modal Krakatau Steel pada PT Krakatau Posco.
Dengan adanya penambahan penyertaan modal tersebut, saham Krakatau Steel di PT Krakatau Posco menjadi sebesar 50 persen dari semula hanya 30 persen.Aksi korporasi itu merupakan bagian dari strategi Krakatau Steel dalam meningkatkan kemampuan agar dapat menghasilkan baja berkualitas premium untuk pasar ekspor.