Pernikahan adalah sebuah upacara atau seremoni pengikat janji untuk hidup terus saling mencintai seumur hidup. Biasanya pernikahan dirayakan oleh kedua belah pihak.
Pernikahan resmi dimata hukum, agama, dan juga ada beberapa kebudayaan yang mengharuskan untuk mengadakan pernikahan adat agar dapat dinyatakan resmi di mata adat istiadat.
Pesta pernikahan yang diselenggarakan juga berbeda-beda, bergantung pada tradisi budaya suku/ras, keinginan dalam keluarga, atau keinginan standar pernikahan dari calon pasangan yang akan menikah.
Pesta pernikahan yang diselenggarakan sangat mempengaruhi budget dana menikah yang perlu dipersiapkan. Besar atau kecilnya anggran pernikahan tergantung pada kesepakatan dari kedua belah pihak. Semakin banyak keinginan dan permintaan, biasanya semakin besar dana pernikahan yang perlu dipersiapkan.
Ada pertanyaan yang muncul seperti “Siapa yang harus bertanggung jawab atas persiapan dana menikah?” “Laki-laki atau perempuan?” “Lalu bagaimana porsinya?”
Shierly, CFP®, Perencana Keuangan Finansialku.com memberikan penjelasan bahwa porsi dan bagian tergantung pada diskusi dan kesepakatan pasangan dan masing-masing keluarga.
Ada tradisi atau budaya tertentu yang lebih menitikberatkan pada keluarga pria. Namun di jaman modern saat ini, pihak laki-laki atau perempuan sama-sama bertanggung jawab atas persiapan dana menikah.
Kehidupan pernikahan itu sebenarnya tidak bergantung pada sederhana atau megahnya sebuah pesta pernikahan. Sebaiknya dana pernikahan sesuaikan dengan kemampuan keuangan pasangan dan pihak keluarga.
“Dana pernikahan sangat tidak disarankan dari hutang. Karena kebutuhan setelah pernikahan cenderung banyak dan tidak terduga, jadi sebaiknya hindari awal kehidupan pernikahan Anda dengan mencicil hutang dan membayar bunga hutang dari dana pernikahan Anda,” ucap Shierly.
Ia juga membagikan tips memilih investasi bagi para pasangan yang sedang merencanakan untuk menikah, diantaranya:
Jika Rencana Menikahnya Dalam Jangka Pendek
Jika Anda mempunyai rencana menikah kurang dari satu tahun, maka sebaiknya berinvestasi di produk investasi yang rendah risiko dan likuid, misalnya deposito atau reksa dana pasar uang.
Alasannya adalah karena biasanya dalam persiapan dana pernikahan, ada beberapa biaya yang dibayar DP atau berapa kali cicilan. Jika aset investasi tersebut likuid, dananya akan mudah untuk ditarik untuk bayar biaya pernikahan.
Kemudian aset incestasi perlu tempatkan di aset rendah risiko, agar dananya tidak mengalami rugi besar seandainya kondisi perekonomian sedang berfluktuatif.
Jika Rencana Menikahnya Dalam Jangka Menengah
Jika Anda memiliki rencana menikah dalan jangka waktu 1 – 3 tahun ke depan, maka bisa berinvestasi di produk investasi dengan risiko moderat, misalnya reksadana pendapatan tetap atau P2P lending.
Jika Rencana Menikahnya Dalam Jangka Menengah Menuju Panjang
Jika rencana pernikahan Anda lebih dari 3 tahun ke depan, maka bisa berinvestasi di produk investasi dengan risiko agresif, misalnya reksadana campuran, reksa dana saham, atau saham.
Itulah beberapa saran produk investasi yang bisa digunakan untuk persiapan dana pernikahan. Namun satu hal yang perlu Anda ingat bahwa Modal investasi sebaiknya dari dana dingin. Artinya bukan dari pinjaman, dana darurat, ataupun uang untuk pengeluaran sehari-hari atau uang untuk bayar kewajiban Anda. (Regine Deanaendra)
Artikel ini diproduksi oleh tim finansialku.com untuk swa.co.id