EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, surplus APBN membuat pembiayaan utang merosot tajam. Pada Maret 2022, pemerintah hanya pembiayaan anggaran Rp 142 triliun atau turun 64, 1 persen dari April tahun lalu sebesar Rp 397 triliun.
Sri Mulyani menganggap pembiayaan utang yang merosot menggambarkan APBN mulai pulih. Sementara itu pendapatan negara pada April 2022 sebesar Rp 853,6 triliun atau naik 45,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 584,9 triliun.
Sedangkan belanja negara, mantan pejabat Bank Dunia mengungkapkan, belanja negara sebesar Rp 750,5 triliun atau sekitar 27,7 terhadap APBN. Dari realisasi tersebut, belanja barang sebesar Rp 77 triliun pada April 2022.
"Tentu kita menggunakan seluruh surplus APBN ini untuk menjadi peredam dari guncangan yang terjadi baik karena kemarin pandemi sekarang bergeser menjadi guncangan dari sisi komoditas," kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTA secara virtual, Senin (23/5/2022).
Kemudian, belanja modal sebesar Rp 33,4 triliun pada periode April 2022. Adapun capaian tertinggi dibukukan oleh Kementerian PUPR sebesar Rp 12,2 triliun.
Sri Mulyani juga mencatat pertumbuhan penerimaan pajak masih kuat hingga April 2022, akibat harga komoditas dan perbaikan ekonomi. Tercatat penerimaan pajak Januari-April 2022 mampu tumbuh 51,5 persen menjadi Rp 567,69 triliun. Penerimaan pajak periode Mei-Desember 2022 diperkirakan akan tetap tumbuh namun tidak secepat periode Januari-April 2022.
"Ada normalisasi nantinya," ucapnya.
Berikut ini pos-pos realisasi APBN 2022 hingga April 2022 antara lain
- Pendapatan Rp 853,6 triliun
- Penerimaan pajak Rp 567,69 triliun
- PNBP Rp 177,4 triliun
- Belanja negara Rp 750,5 triliun
- Belanja pusat Rp 508 triliun
- Belanja kementerian dan lembaga (K/L) Rp 253,6 triliun
- Keseimbangan primer Rp 220,9 triliun
- Surplus APBN Rp 103,1 triliun