EKBIS.CO, JAKARTA -- Laporan Oxfam International menyebut satu miliarder baru muncul setiap 30 jam selama pandemi Covid-19. Sementara itu, hampir satu juta orang bisa jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem dengan tingkat yang hampir sama pada 2022.
Dilansir dari CNBC, Selasa (24/5/2022), jumlah miliarder pada 2022 lebih banyak 573 orang dibandingkan pada 2020 ketika pandemi dimulai. Angka itu disebut setara dengan satu miliarder baru setiap 30 jam.
Di sisi lain, Oxfam memperkirakan 263 juta orang dapat didorong ke tingkat kemiskinan ekstrem pada 2022. Menurut Oxfam, hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain karena pandemi, meningkatnya ketidaksetaraan global, dan kenaikan harga pangan yang diperburuk oleh perang di Ukraina.
Data Oxfam menunjukkan kekayaan miliarder secara kolektif bernilai 12,7 triliun dolar AS pada Maret 2022. Pada tahun 2021, kekayaan miliarder setara dengan hampir 14 persen dari produk domestik bruto (PDB) global.
Direktur eksekutif Oxfam International, Gabriela Bucher, mengatakan kenaikan harga pangan dan energi telah menguntungkan para miliarder. "Sementara itu, kemiskinan ekstrem berpotensi meningkat. Jutaan orang menghadapi kenaikan biaya untuk bertahan hidup," kata Bucher.
Oxfam mengatakan kekayaan miliarder di bisnis makanan dan energi naik 453 miliar dolar AS dalam dua tahun terakhir, setara dengan 1 miliar dolar AS setiap dua hari. Sebagai contoh, raksasa makanan Cargill dilaporkan menjadi salah satu dari empat perusahaan yang menguasai lebih dari 70 persen pasar pertanian global, kata Oxfam.
Cargill menghasilkan pendapatan bersih hampir 5 miliar dolar AS tahun lalu. Ini merupakan laba terbesar dalam sejarahnya. Jumlah miliarder dari keluarga Cargill pun bertambah dari delapan menjadi 12 orang.
Selain itu, menurut data Oxfam, pandemi juga menciptakan 40 miliarder baru di sektor farmasi. Miliarder tersebut adalah mereka yang mendapat untung dari monopoli perusahaan atas vaksin, perawatan, tes, dan peralatan pelindung pribadi.
Untuk mencegah ketimpangan kekayaan yang lebih mencolok, dan untuk mendukung orang-orang dengan kenaikan biaya makanan dan energi, Oxfam merekomendasikan agar pemerintah memberlakukan pajak solidaritas satu kali bagi miliarder yang mendulang keuntungan selama pandemi.