EKBIS.CO, HOUSTON -- Data dari perusahaan analisis energi Vortexa menunjukkan sekitar 62 juta barel minyak mentah Ural andalan Rusia, saat ini berada di kapal di tengah laut. Para pedagang menunggu untuk menemukan pembeli bagi minyak mentah tersebut.
Amerika Serikat dan negara-negara lain telah melarang impor minyak mentah dan produk minyak dari Rusia sehubungan invasinya ke Ukraina. Sementara yang lain menghindari memperoleh kargo karena takut akan sanksi di masa depan.
Komisi Eropa sedang mempertimbangkan embargo minyak Rusia. Volume minyak mentah Ural di atas laut tiga kali lipat rata-rata sebelum perang, kata laporan Vortexa, Selasa (24/5/2022). Bahkan ketika ekspor minyak Rusia yang berlayar di laut turun menjadi 6,7 juta barel per hari (bph) sejauh bulan ini, turun sekitar 15 persen dari 7,9 juta barel per hari pada Februari.
"Angka utama, menunjukkan ekspor Rusia masih relatif kuat, tidak menceritakan kisah lengkapnya," kata ahli strategi energi yang berbasis di Houston, Clay Seigle.
"Minyak Rusia di laut terus menumpuk. Jumlah kargo Ural di laut tanpa tujuan yang ditetapkan adalah 15 persen dari total, juga tertinggi baru," kata Seigle menambahkan.
Beberapa minyak bisa dalam perjalanan ke pembeli yang dirahasiakan, sementara yang lain bisa menjadi kargo yang tidak terjual. Sebagian besar barel minyak mentah Rusia telah menuju ke Asia, terutama India dan China, sementara volume ke Eropa juga meningkat menjelang larangan.