EKBIS.CO, JAKARTA--Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menyatakan, kebijakan pemerintah Indonesia mengenai transisi energi berkelanjutan dan transformasi digital nasional mendapatkan perhatian dan minat dari industri global. Melalui Kongres World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, Johnny menjelaskan minat dari industri global yang melihat potensi Indonesia di bidang transisi energi dan ekosistem teknologi digital.
"Hari ini, kami baru saja melakukan pertemuan berkaitan dengan Country Strategy Dialogue, mendiskusikan yang berkaitan dengan energi berkelanjutan untuk mendukung industri dan transformasi digital," kata Johnny dikutip dari siaran pers Kementerian Kominfo, Kamis (26/5/2022).
Johnny mengatakan, sejumlah mitra bisnis menyatakan minat untuk mengambil bagian dalam kebijakan dan rencana besar pemerintah melakukan transisi energi menuju ke energi yang berkelanjutan dan transformasi digital. Selain itu, potensi kerja sama dengan mitra perusahaan global itu diperkuat dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang memiliki valuasi di atas rata-rata.
"Pertumbuhan ekonomi kita cukup tinggi, pada kuartal pertama mencapai 5,01 persen tentu ini yang menarik minat investasi. Juga dukungan-dukungan dalam rangka untuk pembiayaan infrastruktur khususnya pembiayaan hijau," katanya.
Johnny mencontohkan mitra perusahaan Schneider menunjukan minat yang kuat untuk berinvestasi di Indonesia, termasuk perusahaan di sektor digital seperti dari Ericsson yang sangat berminat untuk pengembangan 4G dan 5G.
"Ericsson sudah sangat lama dan mengetahui betul tentang Indonesia, establish-nya di Indonesia juga sudah lama sekali. Jadi mereka sangat berminat, karena mengetahui potensi ekonomi digital Indonesia yang begitu tinggi, di mana valuasi ekonomi digital Indonesia tahun 2030 sekitar 315 miliar dolar, tentu menarik bagi investor," kata Johnny.
Diskusi tersebut juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Sementara Menkominfo Johnny G Plate didampingi Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Usman Kansong, dan Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Anang Latif.