EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (27/5). Konsisten bergerak di zona hijau, IHSG berakhir naik signifikan dengan melesat sebesar 2,07 persen ke posisi 7.026,25.
Kenaikan IHSG ditopang oleh terbangnya saham bank terutama ARTO yang melompat 14,33 persen setelah terkoreksi dalam pada perdagangan sebelumnya hingga 2,85 persen. Saham bank digit ini pun masuk dalam jajaran top gainers pada hari ini.
Selanjutnya, empat saham bank besar juga menguat dengan BBRI mencapai 4,37 persen, disusul BMRI dan BBNI yang naik lebih dari 3 persen, lalu BBCA yang mencatat kenaikan sebesar 2,71 persen. Keempat bank ini juga menjadi saham-saham yang paling banyak diburu investor asing.
Menguatnya IHSG sejalan dengan indeks saham di Asia sore ini yang mayoritas ditutup naik. "Indeks didorong oleh sentimen positif dari perusahaan Teknologi Cina seperti Alibaba dan Baidu yang merilis laporan keuangan kuartal I 2022 yang lebih baik dari ekspektasi," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Jumat (27/5).
Selain itu, sentimen positif juga datang dari rilis notulen pertemuan kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve bulan Mei yang memberi indikasi ada 2 kali lagi kenaikan suku bunga sebesar 50 bps pada bulan Juni dan Juli. Lalu ada juga potensi jeda kenaikan suku bunga di Semester II tahun ini.
Investor memantau acara pertemuan nasional lewat konferensi jarak jauh yang dilakukan oleh pejabat Pemerintah Cina pada Rabu lalu untuk membahas cara mencapai target pertumbuhan ekonomi. Skala dan waktu dari acara ini memberi analis indikasi dari tingkat urgensi dan tantangan saat ini yang di hadapi oleh Ciba dalam mencapai target pertumbuhan sekitar 5,5 persen tahun ini.
PM Li Keqiang memperingatkan ekonomi Cina berada di titik krusial untuk menentukan arah pertumbuhan ke depan. PM Li juga meminta para pejabat untuk bekerja keras di kuartal II 2022 untuk menopang pertumbuhan ekonomi dan menurunkan Tingkat Pengangguran.
"Investor melihat arahan dari PM Li ini sebagai pengakuan secara tidak langsung bahwa target pertumbuhan 5,5 persen untuk tahun ini sulit untuk di capai," tulis Phillip Sekuritas Indonesia.
Dari dalam negeri, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh 13,6 persen YoY di bulan April. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2022 yang tercatat sebesar 13,3 persen YoY.
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh berlanjutnya akselerasi penyaluran kredit pada April 2022 yang tumbuh 8,8 persen YoY. Angka ini meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,4 persen YoY.