Senin 06 Jun 2022 07:24 WIB

Catat, Dua Perusahaan Asal Sumatra Utara Bersiap Go Public

Sebelumnya, dua perusahaan asal Sumatra Utara telah melantai di Bursa Efek Indonesia.

Red: Friska Yolandha
Karyawan mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). Pasca libur Lebaran, perdagangan IHSG di buka melelmah 74 poin atau 1,02 persen ke posisi 7.154,92, sementara pada sore harinya IHSG ditutup di level 6.909,75.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). Pasca libur Lebaran, perdagangan IHSG di buka melelmah 74 poin atau 1,02 persen ke posisi 7.154,92, sementara pada sore harinya IHSG ditutup di level 6.909,75.Prayogi/Republika

EKBIS.CO,  MEDAN -- Dua perusahaan asal Sumatra Utara bersiap mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2022, menyusul dua korporasi yang sudah listing sebelumnya. Salah satunya adalah Bank Pembangunan Daerah Sumatra Utara (Bank Sumut).

"Yang mau listing Bank Sumut dan satu lagi yang belum bisa disebutkan namanya," ujar Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumut Muhammad Pintor Nasution di Medan, Ahad (5/6/2022).

Baca Juga

Bank Sumut dijadwalkan sudah bisa listing di pasar modal pada September. Satu perusahaan lain diharapkan listing paling lama akhir tahun.

"Kalau IPO (initial public offering) Bank Sumut dan satu perusahaan lain. Maka nantinya ada empat perusahaan dari Sumut yang listing tahun 2022," katanya. IPO adalah penawaran saham perdana.

Adapun dua perusahaan yang sudah melantai di BEI sebelumnya yakni PT Sumber Tani Agung Tbk (STAA) dan PT Murni Sadar Tbk (MTMH). Dengan demikian jumlah perusahaan asal Sumut yang sudah IPO sebanyak 10.

Pintor mengatakan, BEI terus melakukan edukasi untuk mendorong perusahaan-perusahaan di Sumut untuk IPO. Edukasi dan pendampingan ke para calon emiten terus dilakukan.

"Potensi perusahaan di Sumut untuk IPO cukup besar karena sebagian besar usahanya juga sudah berorientasi ekspor dan melibatkan banyak UMKM," katanya.

Perusahaan, ujar dia, bisa memanfaatkan pasar modal untuk tambahan modal dari saham yang dibeli masyarakat. Selain penambahan modal usaha, go public juga meningkatkan kinerja dan citra perusahaan.

Kemudian juga menuntut peningkatan profesionalisme dan loyalitas karyawan. Serta, katanya, meningkatkan kemandirian perusahaan, mendapat mitra usaha strategis, dan peningkatan nilai perusahaan.

"Jadi jangan tunggu perusahaan besar baru IPO. Perusahaan bisa bertumbuh baik dengan listing di bursa," katanya.

sumber : Antara
Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement