EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Keuangan mencatat nilai pemesanan saving bond ritel (SBR) seri SBR011 sebesar Rp 7,8 triliun per 8 April 2022. Adapun realisasi ini memecahkan rekor pemesanan SBR yang non-tradable.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, SBR Ritel merupakan salah satu upaya pemerintah melakukan financial deepening guna menjaga kondisi pasar keuangan domestik pada masa pandemi Covid-19
“Kita berhasil memecahkan rekor penerbitan SBR ritel yang non-tradable, jadi rekor sebelumnya ada Rp 7,5 triliun. Per 8 April 2022 sudah mencapai Rp 7,8 triliun,” ujarnya, Kamis (9/6/2022).
Dia mengajak masyarakat Indonesia berinvestasi SBR011 dan berpartisipasi dalam pembiayaan APBN termasuk membantu pemulihan ekonomi negeri.“Konsistensi pemerintah penerbitan SBR Ritel secara reguler dilakukan sebagai upaya pemenuhan target APBN sekaligus memberikan alternatif investasi yang aman bagi masyarakat,” ucapnya.
Adapun profit yang didapat dari penerbitan SBR, lanjutnya, akan sepenuhnya digunakan untuk pembiayaan APBN dengan tiga fokus utama yakni penanganan Covid-19 dari sisi kesehatan, penyediaan social safety net untuk membantu masyarakat yang paling terdampak pandemi , dan mendukung dunia usaha untuk pulih dengan cepat.
Melalui SBR, lanjutnya, pemerintah berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menempatkan dananya pada instrumen investasi yang aman dan mengubah kebiasaan dari menabung menjadi investasi.“Ini upaya kita mengubah paradigma masyarakat yang awalnya sebagai masyarakat yang hanya familier dengan menabung atau saving society, bergerak menjadi masyarakat yang berorientasi investasi atau investment society,” ucapnya.
Adapun masa penawaran SBR011 dimulai 25 Mei sampai 16 Juni 2022. Bentuk dan karakteristik obligasi ini merupakan tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo atau early redemption.
Penetapan hasil penjualan akan dilakukan pada 20 Juni 2022 dengan setelmen pada 22 Juni 2022, sedangkan tanggal jatuh tempo pada 20 Juni 2024.