EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah secara resmi telah memulai rencana tahap kedua Industri Baterai Listrik Terintegrasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang atau Grand Batang City. Adapun proyek KIT Batang memiliki beberapa keunggulan dan potensi, dapat menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di kawasan ini.
Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk, Novel Arsyad mengatakan, proyek strategis nasional di KIT Batang terus menunjukan tren positif di tengah pemulihan ekonomi dunia usai dilanda pandemi Covid-19.
"Adapun beberapa keunggulan dan potensi yang dimiliki oleh KIT Batang, antara lain harga lahan yang murah dan bersaing, minim konflik sosial, UMR yang kompetitif, serta dukungan oleh sarana dan prasarana yang cukup lengkap dan memadai sebagai fasilitas penunjang," ujarnya, Jumat (10/6/2022).
Proyek pembangunan KIT Batang merupakan salah satu proyek strategis nasional yang digagas oleh pemerintah yang bertujuan mendorong penguatan sektor industri di Indonesia. Maka itu, perseroan mendukung setiap program yang dicanangkan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan geliat perekonomian di Indonesia.
KIT Batang terletak di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah yang memiliki total luas lahan dikembangkan seluas 4.300 hektare. Pembangunan KIT Batang dibagi menjadi tiga kluster, yaitu klaster I seluas 3.100 hektare, klaster II seluas 800 hektar, dan klaster III seluas 400 hektar.
"KIT Batang merupakan salah satu kawasan pilihan yang ditawarkan dapat menjadi sentra industri baru dimana dengan dibukanya kawasan tersebut diharapkan dapat mendatangkan para investor asing untuk berinvestasi di Indonesia," katanya.
Kementerian/Lembaga telah berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah dalam membangun dan menyiapkan fase pertama seluas 450 hektar di KIT Batang, seluruh area tersebut telah digunakan pembangunan berbagai industri, mulai dari pabrik kaca, pabrik pipa, hingga pabrik baterai listrik.
"Perseroan optimis bahwa kehadiran berbagai industri besar di KIT Batang akan membawa dampak baik bagi masyarakat terutama penyediaan lapangan pekerjaan. Selain itu, kehadiran industri besar tersebut tentunya akan turut meningkatkan pendapatan negara sehingga berdampak terhadap perekonomian nasional," ucapnya.
LG Energy Solution merupakan bagian dari LG Chem anak perusahaan dari LG Group yang berasal dari Korea Selatan. Perusahaan tersebut akan menempati lahan seluas 275 hektar, akan menerapkan teknologi terbaru konsorsium LG.
LG Energy Solution masuk ke dalam pengembangan KIT Batang Tahap Kedua untuk merealisasikan rencana investasi industri baterai listrik terintegrasi tahap kedua. Hal itu dilakukan menyusul acara groundbreaking fasilitas sel baterai senilai 1,1 miliar dolar AS yang dilaksanakan di Karawang, Jawa Barat pada September 2021 lalu.
Proyek grand package ini akan memberikan kontribusi utama bagi industri baterai sekunder global dalam 26 tahun ke depan. Pemerintah Indonesia ingin membangun sebuah ekosistem kendaraan listrik yang besar di Indonesia mencakup produksi dari hulu sampai ke hilir. Hal tersebut dimulai dari penambangan nikel kemudian smelter hingga refinery sampai dengan pembangunan industri katoda dan prekursor kemudian masuk ke lithium baterai, EV baterai, baterai listrik hingga mobil listrik.
Setelah mobil listrik masih terdapat tambahan lagi, yaitu recycle baterai listriknya sehingga hal tersebut benar-benar dijalankan dari hulu ke hilir di Indonesia.
"KIT Batang merupakan salah satu kawasan pilihan di Indonesia yang ditawarkan dapat menjadi sentra industri baru dengan harapan dapat mendatangkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Perseroan sebagai anggota konsorsium yang juga berperan sebagai kontraktor nasional terbesar dan terbaik saat ini siap bersinergi dengan LG Energy Solution dalam pembangunan pabrik dengan kualitas terbaik," ucapnya.