EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi dapat mencapai level 7.800 pada akhir tahun 2022. Capaian tersebut didukung oleh sejumlah faktor diantaranya pertumbuhan Earning per Share yang di atas 20 persen serta pemulihan pandemi Covid-19 yang semakin baik menuju endemi.
"Faktor lainnya, commodity boom yang diharapkan dapat berujung kepada peningkatan konsumsi dapat memicu terjadinya capex cycle dan labor rehiring pada Semester II 2022," kata Head of Equity Analyst Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer, dalam risetnya, dikutip Ahad (26/6).
Hal yang juga dapat menjadi sentimen positif bagi IHSG menurut Adrian adalah faktor ketahanan ekonomi Indonesia terhadap external risks seperti neraca perdagangan kuat, external debt to GDP sehat, kondisi likuiditas domestik yang baik, dan juga tingkat inflasi yang masih terjaga meskipun dalam pergerakan yang naik.
Laba operasional perusahaan tumbuh sebesar 40 persen year-on-year (YoY) pada Kuartal I 2022. Adrian melihat, kinerja yang sudah sangat baik ini mengidikasikan kinerja di Kuartal II 2022 akan lebih baik, terutama mempertimbangkan data selama Ramadan.
Di sisi lain, Adrian memproyeksikan volatilitas global masih terus berlangsung. Namun dengan valuasi saham yang tidak terlalu mahal, pertumbuhan EPS yang tinggi, kondisi likuiditas domestik yang kuat didukung oleh neraca perdagangan yang positif, serta real yield yang masih positif dan tinggi relatif ke negara-negara lain, membuat Indonesia lebih resilient menghadapi risiko eksternal.
Pada perdagangan Jumat (24/6), IHSG berhasil ditutup menguat ke level 7.092,43 atau meningkat sebesar 0,64 persen. Sejak awal tahun, IHSG masih mampu bertahan di zona hijau dengan kenaikan mencapai 7 persen.