Selasa 28 Jun 2022 14:55 WIB

Tips Aman Mendulang Cuan dari Reksa Dana Saham

Investor tetap harus punya strategi investasi di reksadana saham.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Investasi reksadana (ilustrasi). Sebelum berinvestasi di reksadana, pastikan kita memiliki pengetahuan seputar investasi ini.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Investasi reksadana (ilustrasi). Sebelum berinvestasi di reksadana, pastikan kita memiliki pengetahuan seputar investasi ini.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Reksadana saham menjadi salah satu jenis investasi yang populer di kalangan anak muda. Maklum, reksadana saham memang dirancang untuk investasi dalam jangka waktu yang lama.

Secara sederhana, reksadana adalah tempat mengumpulkan uang atau dana investasi dari masyarakat yang selanjutnya akan diinvestasikan oleh manajer investasi dalam berbagai instrumen investasi, dalam hal ini instrumen yang dimaksud adalah saham.

Baca Juga

Nantinya, manajer investasi akan mengelola dan menginvestasikan dana secara profesional dalam  reksadana. Manajer investasi didukung oleh tenaga ahli lainnya yang terdiri dari komite investasi dan pengelola investasi.

Menyambut hal tersebut, Co-Founder Ternak Uang Felicia Putri Tjiasaka berbagi tips untuk berinvestasi reksadana saham, khususnya bagi para pemula.

Tepat memilih manajer investasi

Karena reksadana dijalankan oleh manajer investasi, Felicia berpesan agar investor pemula tidak salah dalam memilih manajer investasi. Untuk mengakalinya, ia memberikan panduan.

Untuk pemula, mereka bisa memilihnya dari 20 manajer investasi terbaik berdasarkan dana kelolaan. Untuk mengetahui daftarnya bisa di cek di website IDX dan beberapa agen penjual reksadana.

"Alternatif lainnya, pilih manajer investasi yang kamu kenal secara personal dan bisa dipercaya. Kalau enggak kenal, lebih baik skip saja," kata Felicia.

Pilih reksadana yang tepat

Setelah menyortir manajer investasi, selanjutnya kita perlu memilih jenis reksadana yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko kita. Untuk mengetahui ciri reksadana yang menguntungkan, Felicia menganalisanya dari beberapa karakteristik.

"Idealnya, pilihlah reksadana yang punya dana kelolaan yang tidak terlalu kecil ataupun tidak terlalu besar," saran dia.

Kalau terlalu besar nanti kurang lincah sehingga tidak fleksibel. Tapi kalau terlalu kecil itu sulit untuk dipercaya, rentan bermasalah ke depannya. Idealnya, dana kelolaannya di kisaran Rp 100 miliar hingga Rp 1 triliun.

Selain itu, Felicia mengimbau agar investor lebih jeli dalam melihat rekam jejak reksadana yang akan dipilih. Paling aman, bisa dilihat dari laporan bulanan reksadana tersebut beserta prospektusnya.

"Cek return-nya. Apakah bagus dan konsisten dalam jangka panjang atau tidak. Lalu, cari reksadana yang drawdown (kerugian) paling rendah. Terakhir, pilih reksadana yang expense ratio dan biaya manajer investasinya rendah," tambahnya.

Meski demikian, lanjut Felicia, seorang investor tetap memerlukan strategi saat berinvestasi reksadana saham. Pada umumnya, ada lima trik yang dijadikan strategi para investor pemula, yakni lump sum (beli sekaligus dalam satu waktu); dollar cost averaging (beli dalam waktu yang berbeda-beda); market timing (membeli dan menjual di waktu yang tepat); average up; serta buy and hold.

Hanya saja, Felicia merekomendasikan investor untuk menerapkan strategi dollar cost averaging

"Karena pergerakan reksadana saham sangat fluktuatif, lebih cocok untuk investasi secara rutin saja, agar menghindari beli di harga pucuk atau tertinggi. Kemudian jangan pakai buy and hold, itu tidak cocok karena reksadana saham yang dikelola oleh manajer investasi yang bisa melakukan salah atau pindah perusahaan. Idealnya, selalu melakukan evaluasi setiap enam bulan atau setahun sekali," tandasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement