EKBIS.CO, JAKARTA-- Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) bersinergi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terkait pengembangan green ecosystem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Hal ini bertujuan untuk mendorong program transisi energi.
Salah satu anggota Himbara, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berkomitmen dalam mendukung pengembangan energi terbarukan dengan menjadi BUMN non-PLN Group pertama yang menempatkan instalasi SPBU listrik atau stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi AS Aturridha mengatakan, keberadaan SPKLU merupakan bagian dari rangkaian inisiatif perseroan dalam membentuk ekosistem energi terbarukan yang saling melengkapi. Perseroan juga telah memiliki beberapa kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional.
“Bank Mandiri menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan energi terbarukan dengan menjadi BUMN non-PLN Group pertama yang menempatkan instalasi SPBU Listrik atau SPKLU di lingkungan kantor pusat perseroan di lahan parkir Gedung Plaza Mandiri. Selain itu, nantinya fasilitas serupa juga akan ditempatkan di beberapa kantor utama Bank Mandiri, antara lain Menara Mandiri, Wisma Mandiri, Graha Mandiri dan Sentra Mandiri yang seluruhnya berada di Ibukota Jakarta,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Selasa (28/6/2022).
Dalam mendukung pengembangan energi terbarukan di Indonesia, menurutnya, perseroan juga telah bersinergi dengan PLN dan mitra Mandiri dalam memasarkan dan membiayai mobil listrik melalui anak perusahaan, Mandiri Tunas Finance.“Dukungan lainnya juga terlihat melalui penyaluran pembiayaan sejumlah proyek pengembangan seperti pembiayaan pembangkit listrik tenaga mikro hidro dan pemasaran produk-produk energi terbarukan seperti mobil listrik, solar panel hingga kompor induksi,” ucapnya.
Sementara itu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menambahkan sebagai first mover on sustainable finance dan juga market leader ESG Company di Indonesia, porsi penyaluran green financing terus meningkat seiring dengan komitmen perseroan dalam penerapan prinsip prinsip keuangan berkelanjutan.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan saat ini kredit hijau perseroan telah disalurkan kepada sektor energi baru terbarukan (EBT), transportasi ramah lingkungan, green building dan bisnis ramah lingkungan lainnya. “Hingga akhir Maret 2022 BRI tercatat telah menyalurkan pembiayaan green transportation senilai Rp 14,6 triliun diantaranya kepada proyek LRT dan kereta api,” ucapnya.
Menurutnya perseroan selalu mengutamakan faktor lingkungan dan konsekuensinya di dalam setiap produk dan pelayanan yang ditawarkan. Hal ini misalnya dalam setiap partisipasi pembiayaan atau pun kredit terhadap suatu proyek yang berpotensi membahayakan lingkungan hidup.
“Maka BRI akan menganalisa setiap risiko yang ada dan hanya akan turut berpartisipasi dalam pembiayaan proyek tersebut apabila poin-poin yang perlu dipenuhi oleh debitur telah dipenuhi seperti misalnya mengenai AMDAL dan sertifikasi sertifikasi lingkungan yang relevan,” ucapnya.
Aestika menyebut penilaian ini sangat penting karena proyek yang membahayakan lingkungan hidup tidak sesuai dengan kebijakan bisnis perseroan. Hal ini dikarenakan perseroan berkomitmen untuk memenuhi semua peraturan terkait lingkungan di dalam operasional bisnis dan pelayanan yang dilakukan bagi nasabah dan memastikan pembiayaan yang diberikan untuk membantu kegiatan nasabah tetap memenuhi kaidah keuangan berkelanjutan yang menjadi kesepakatan perbankan yang tergabung di dalam inisiatif keuangan berkelanjutan Indonesia (IKBI).
Menurutnya perseroan menerapkan proses evaluasi dan seleksi di dalam mengelola risiko berkaitan dengan risiko lingkungan dan sosial. Adapun proses evaluasi dan seleksi tersebut antara lain pertama memastikan semua kepatuhan terhadap regulasi yang terkait telah dipenuhi.