EKBIS.CO, MOSKOW -- Kepala perusahaan yang sekarang menjalankan bekas rantai restoran McDonald's Corp di Rusia Oleg Paroev mengatakan, produsen kentang goreng menolak untuk memasok ke negara itu. Kondisi ini membuat Vkusno & Tochka kesulitan untuk menstabilkan kebutuhan.
"Apa yang terjadi sekarang adalah karena peristiwa terkenal banyak perusahaan asing, saya bahkan akan mengatakan semua produsen utama kentang goreng, telah menolak untuk mengirimkan produk ini ke Rusia," kata Paroev.
McDonald's keluar dari Rusia setelah reaksi Barat terhadap kampanye militer Moskow di Ukraina. Perusahaan itu menjual semua restoran yang dimilikinya kepada pemegang lisensi lokal pada Mei.
Restoran mulai dibuka dengan nama baru yang memiliki arti 'Enak dan hanya itu' pada 12 Juni. Paroev mengatakan, gerai makanan cepat saji tersebut telah menjual hampir 120.000 burger pada hari pembukaan.
Kepemilikan baru sangat ingin menekankan bahwa standar kualitas tinggi akan dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Konsumen tidak akan melihat banyak perbedaan.
Untuk menerapkan standar yang sama, perusahan pun dipaksa untuk mengakui bahwa menghadapi kekurangan kentang goreng sampai musim gugur. Mereka menyalahkan panen yang buruk di Rusia dan kesengsaraan rantai pasokan.
Paroev mengatakan, pabrik-pabrik di negara 'ramah' dan 'tidak ramah' yang memproduksi kentang goreng milik lima atau enam perusahaan besar, yang kantor pusatnya berbasis di negara-negara yang tidak bersahabat. Kondisi ini yang membuat mereka menolak untuk memasok ke Rusia. Rusia menganggap negara-negara yang telah menjatuhkan sanksi atas tindakannya di Ukraina sebagai 'tidak ramah'.
Menurut Paroev, ada kekurangan dalam panen Rusia tahun ini dari kentang khusus yang dibutuhkan untuk kentang goreng. Terlebih lagi beberapa perusahaan yang mampu memproses kentang untuk kentang goreng di Rusia.