EKBIS.CO, JAKARTA -- Industri keramik di Tanah Air terus bergeliat guna memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. Hal itu dengan meningkatkan kapasitas produksi melalui investasi baru atau perluasan pabrik.
Upaya tersebut akan semakin memperkuat aliran rantai pasok ubin keramik nasional sejalan dengan program subtitusi impor sebesar 35 persen. "Dalam pengembangan industri keramik, kita harus mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri dengan visi menjadikan Indonesia kembali masuk dalam lima besar produsen ubin keramik dunia," kata Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito dalam sambutannya mewakili Menteri Perindustrian pada Peresmian Perluasan Pabrik Plant 5B dan Peninjauan Proyek Perluasan Pabrik Plant 5C PT Arwana Citramulia Tbk di Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (20/7/2022).
Ia menyampaikan, Kemenperin memberikan apresiasi kepada PT Arwana Citramulia Tbk yang telah merealisasikan investasinya, karena akan memberikan dampak luas bagi perekonomian nasional. Selain itu, ekspansi ini membuktikan, kebijakan pemerintah berjalan baik dalam upaya membangkitkan kembali gairah pelaku industri setelah terkena dampak pandemi Covid-19.
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah yang telah bersinergi bersama membangun iklim usaha yang kondusif khususnya di Kabupaten Mojokerto dan umumnya di Provinsi Jawa Timur. Kami optimistis, industri keramik nasional bisa lebih meningkatkan daya saing," kata dia.
Kemenperin mencatat, PT Arwana Citra Mulia Tbk menggelontorkan dananya sebesar Rp 300 miliar untuk penambahan kapasitas sebesar 3 juta meter persegi dari Plant 5B bagi produksi ubin keramik 60x60 cm. Selain itu penambahan kapasitas sebanyak 4,4 juta meter persegi dari proyek Plant 5C yang akan mulai berproduksi pada awal 2023 dengan kebutuhan tenaga kerja lokal hingga 401 orang.
"Tak hanya PT Arwana, selama semester 2022 ini, terdapat dua investasi lainnya di sektor ubin keramik, yaitu di Kawasan Industri Kendal sebesar Rp 1,2 triliun. Lalu di Kawasan Industri Terpadu Batang dengan nilai investasi mencapai Rp 1,5 triliun," tuturnya.