Kamis 21 Jul 2022 17:11 WIB

BI Pertahankan Suku Bunga 3,5 Persen, IHSG Terkoreksi Tipis

Jatuhnya saham BUKA dan GOTO hingga lebih dari 2 persen menyeret IHSG ke zona merah.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas kebersihan melintasi layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (24/6/2022). Pada penutupan perdagangan Kamis (21/7/2022), IHGS ditutup turun tipis.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Petugas kebersihan melintasi layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (24/6/2022). Pada penutupan perdagangan Kamis (21/7/2022), IHGS ditutup turun tipis.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tipis pada penutupan perdagangan Kamis (21/7/2022). IHSG melemah sebesar 0,15 persen ke level 6.864,13 setelah dibuka menguat pada awal perdagangan. 

Jatuhnya saham BUKA dan GOTO hingga lebih dari 2 persen menyeret IHSG ke zona merah. Selain itu, pelemahan IHSG juga dikontribusi turunnya saham energi seperti ADMR, HRUM dan PGAS yang masuk daftar top losers.

Baca Juga

Penurunan IHSG juga sejalan dengan  indeks saham di Asia yang ditutup turun tipis. Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan salah satunya karena disebabkan sentimen kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Eropa (ECB). 

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI7DRRR di level 3,5 persen untuk menopang pertumbuhan ekonomi. BI juga merevisi proyeksi Neraca Berjalan tahun 2022 dari surplus 0,3 persen terhadap PDB menjadi defisit 0,5 persen terhadap PDB.

Menurut Phillip Sekuritas Indonesia, sentimen pasar saat ini masih rentan di tengah berbagai ketidakpastian yang berasal dari perang di Ukraina, perlambatan ekonomi China serta prospek terjadinya resesi di AS. "Investor juga mencerna laporan keuangan korporasi untuk mengetahui bagaimana korporasi mengelola usahanya di tengah inflasi yang tinggi dan kenaikan biaya pinjaman," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Kamis (21/7/2022). 

Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China akibat kekhawatiran atas strategi Zero Covid-19 dan kebijakan ketat lockdown yang juga telah mempengaruhi pasar properti. Proyeksi pertumbuhan Produk Dometik Bruto (PDB) China dipangkas menjadi 4 persen pada 2022, turun dari estimasi sebelumnya, 5 persen.

Sementara itu, bank sentral Jepang atau bank of Japan (BOJ) hari ini menaikkan proyeksi inflasi namun mempertahankan kebijakan moneter yang super longgar dan memberi peringatan mengenai berbagai risiko yang dihadapi ekonomi Jepang. Seperti yang sudah diperkirakan, BOJ mempertahankan target suku bunga jangka pendek di -0,1 persen dan 0 persen untuk imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah Jepang bertenor 10 tahun. 

BOJ menaikkan proyeksi inflasi inti untuk tahun fiskal 2022 menjadi 2,3 persen dari sebelumnya 1,9 persen. Untuk 2023, inflasi inti diramal akan tumbuh 1,4 persen, naik dari sebelumnya, 1,1 persen.

Berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi (PDB), BOJ menurunkan proyeksi tahun 2022 menjadi 2,4 persen dari sebelumnya 2,9 persen. Namun untuk tahun 2023 dan 2024, BOJ menaikkan proyeksi PDB menjadi 2,0 persen dan 1,3 persen dari sebelumnya masing-masing 1,9 persen dan 1,1 persen.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement