EKBIS.CO, JAKARTA -- Associate Director BUMN Research Group LM (Lembaga Management) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto mengatakan, langkah Menteri BUMN Erick Thohir menutup sejumlah BUMN merupakan hal yang tepat. Terlebih penutupan ditujukan kepada BUMN-BUMN memang dalam kondisi 'sakit' berkepanjangan.
"Langkah penutupan BUMN (likuidasi) sesuai jadwal di 2021 harus dipercepat. Daftar BUMN-nya sudah ada, tinggal percepat eksekusi," ujar Toto saat dihubungi Republika di Jakarta, Kamis (21/7).
Toto menilai, langkah ini akan membantu Kementerian BUMN dalam proses pengawasan BUMN eksisting dengan lebih baik. Hal ini akan membuat rentang kendali pengawasan menjadi lebih pendek.
Toto menyampaikan, PT Istaka Karya (Persero) yang baru saja dinyatakan pailit sejatinya sudah masuk homologasi sejak 2013. Menurut Toto, proses perbaikan kinerja Istaka Karya yang diharapkan terjadi pada kenyataannya tidak berhasil.
"Sehingga, opsi pailit menjadi pilihan akhir. Sebetulnya Istaka Karya juga sudah masuk daftar BUMN yang akan dilikuidasi Kementerian BUMN sejak tahun lalu," ucap Toto.
Toto mengatakan, sektor karya atau infrastruktur memang memiliki tantangan cukup kompleks terkait persoalan finansial yang terkait dengan kinerja operasi. Toto menyampaikan permasalahan pada sektor BUMN karya acapkali terjadi pembengkakan biaya saat delivery output project tidak sesuai sesuai jadwal. Hal ini berimbas pada kemampuan perusahaan untuk membayar kreditur dan suplier akan terganggu.
"Kasus PT Waskita Karya kira-kira hampir serupa. Sebagian besar keuangan menggunakan instrumen utang, sementara kecepatan untuk eksekusi penjualan project relatif lambat. Akibatnya terjadi missmatch dari segi pembiayaan," lanjut Toto.
Hingga saat ini, Kementerian BUMN telah menutup PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas, PT Kertas Kraft Aceh (Persero) atau KKA, dan PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Istaka Karya (Persero), dan PT Kertas Leces (Persero). Berikutnya, ada nama PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero) atau PANN yang diprediksi akan menyusul.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan penutupan sejumlah BUMN merupakan komitmen Menteri BUMN Erick Thohir dalam memberikan kepastian bagi para karyawan hingga debitur. Arya menyebut BUMN-BUMN yang ditutup merupakan BUMN zombi atau perusahan pelat merah yang sejatinya sudah tidak beroperasi, tapi masih berdiri.
"Kami sejak tahun lalu ingin kasih kepastian kepada BUMN zombi, mari kita tutup supaya ada kepastian, baik untuk karyawan, debitur, dan semua pihak," ujar Arya.
Arya mengatakan keputusan pailit PT Istaka Karya (Persero) bukan hal yang mengejutkan. Pasalnya, ucap Arya, Kementerian BUMN telah memasukan Istaka Karya bersama sejumlah BUMN lain dalam kategori BUMN zombi.
Seperti BUMN zombi lainnya, Arya menyebut kondisi Istaka Karya sudah tidak dapat diselamatkan. Arya menyampaikan Istaka Karya memiliki utang sebesar Rp 1 triliun, sedangkan asetnya hanya Rp 500 miliar.
"Ini bagian dari rencana kita jauh-jauh hari supaya tidak ada lagi perusahaan yang tidak jelas nasibnya yang dikatakan zombi. Ini BUMN-BUMN yang sebagian besar BUMN yang sudah zombi, perusahaan yang sudah tidak aktif lagi tapi masih hidup, kasihan," kata Arya.