EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. membukukan tren kinerja dan ekspansi yang solid pada kuartal kedua 2022, seiring dengan fokus pertumbuhan yang sehat pada nasabah Top Tier. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan pencapaian tersebut diiringi pula dengan upaya memperkuat green portfolio dan implementasi prinsip-prinsip keberlanjutan atau Environment, Social, and Governance (ESG) dalam setiap aspek bisnis perusahaan.
"Laba bersih BNI Semester I tahun 2022 ini tercatat mencapai Rp 8,8 triliun, atau tumbuh 75,1 persen secara tahunan," katanya dalam Public Expose Semester I 2022, Jumat (29/7).
Pilihan fokus bisnis BNI untuk menjadi pionir lembaga keuangan yang memperkuat Green Financing telah berbuah manis. Morgan Stanley Capital International (MSCI) mengumumkan hasil tinjauan indeks ESG Leader terkini.
Dari hasil tinjauan itu, MSCI meningkatkan peringkat BNI dalam MSCI Indonesia ESG Leader Index menjadi Top Three di Indonesia. BNI juga masih menjadi pemegang Rating A dari MSCI, peringkat terbaik di industri saat ini.
Digitalisasi menjadi salah satu pendorong utama tingginya transaksi, baik oleh nasabah bisnis maupun individu. Ini juga menjadi salah satu semangat dari implementasi bisnis berbasis green banking.
BNI mencatat pemulihan ekonomi terjadi dengan sangat baik pada pertengahan tahun ini. Geliat usaha serta konsumsi masyarakat semakin kuat sehingga mendorong kinerja BNI sebagai fungsi intermediator.
Sebagai first mover green banking, BNI telah membuktikan bahwa implementasi green financing di Indonesia mampu berkorelasi positif dengan profitabilitas. Transformasi digital yang mendorong transaction banking terus mendorong implementasi green banking BNI semakin komprehensif.
Sampai dengan pertengahan tahun ini, kinerja fungsi intermediasi semakin kuat seiring dengan tren pemulihan ekonomi. Implementasi green banking dapat tetap dijalankan, dan bahkan menjadi potensi positif bagi kinerja profitabilitas.
Royke memaparkan, pertumbuhan kinerja organik berbasis layanan digital di BNI telah menghasilkan pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) yang kuat dan tertinggi dalam sejarah kinerja BNI. Hal ini dihasilkan dari ekspansi kredit yang sehat dan didukung oleh DPK berbiaya murah atau CASA.
Net interest margin yang stabil di kisaran 4,7 persen, dan ditopang dari tingginya pencapaian non-interest income yang pada semester I tahun 2022 ini dapat mencapai Rp 7,6 triliun atau naik 11,0 persen (yoy). Laba bersih pun tercapai karena fungsi intermediasi yang terus menguat.
Kredit pada semester pertama tahun ini tercatat Rp 620,42 triliun, naik semakin positif dengan pertumbuhan 8,9 persen (yoy). Salah satu program yang patut diperhitungkan sebagai pendorong realisasi kredit terutama di segmen kecil dan menengah adalah Program BNI Xpora.
Selama semester I 2022 saja, BNI Xpora telah berhasil melakukan penyaluran kredit senilai Rp 7,2 triliun. Bahkan hingga Juni 2022, penyaluran kredit kepada debitur UMKM yang berorientasi ekspor telah mencapai Rp 22,1 triliun dengan jumlah debitur mencapai 39 ribu debitur.
Kinerja penghimpunan dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 691,84 triliun, naik 7,0 persen (yoy). DPK tersebut didominasi oleh dana murah (CASA), yang mencapai 69,2 persen dari total DPK yang terhimpun.
Penyumbang terbesar CASA adalah nasabah tabungan yang aktif bertransaksi melalui aplikasi BNI Mobile Banking dan giro dari nasabah pengguna cash management services pada BNI Direct. Per Juni 2022, pengguna BNI Mobile Banking berkontribusi terhadap 59,2 persen tabungan. Sementara, 92 persen dana giro dikontribusikan oleh pengguna layanan cash management.