EKBIS.CO, JAKARTA -- Tren pertumbuhan transaksi digital banking semakin melesat, seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring. Pertumbuhan ini diakselerasi oleh inovasi para pelaku industri serta inisiatif layanan keuangan digital Pemerintah yang dituangkan dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025.
Selaras dengan hal tersebut, PT Jalin Pembayaran Nusantara menyepakati beragam kolaborasi digital dengan perbankan termasuk Bank Pembangunan Daerah (BPD), diantaranya Bank Riau Kepri terkait pengembangan layanan integrasi issuer untuk pembayaran lewat Jalin Payment Integrator. Bergabungnya Bank Riau Kepri dalam kemitraan juga menandakan BPD ke-11 yang bersinergi dengan Jalin dalam berbagai layanan pembayaran digital, baik untuk layanan switching Link ATM, Debet, QRIS, hingga Payment Integrator.
Direktur Utama Jalin Boyke Yurista mengatakan perusahaan menargetkan dapat meraup 50 persen segmen perbankan daerah dari total 27 BPD pada tahun ini.
“Sinergi yang terjalin ini menjadi penanda kepercayaan terhadap kualitas layanan digital yang disediakan Jalin bagi perbankan, serta mengukuhkan komitmen kami untuk terus mendorong inklusi keuangan,” ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (4/8/2022).
Jalin Payment Integrator diperkenalkan sebagai solusi layanan yang mengintegrasikan kebutuhan member Issuer (Source of Fund) atas pembayaran biller dan top up uang elektronik (UNIK), baik pembayaran top up berbasis server berupa e-wallet (server-based) maupun top up berbasis kartu (card-based) melalui kanal bank seperti ATM dan mobile banking.
“Solusi layanan ini bukan hanya memberikan manfaat bisnis lewat penambahan revenue dan fee- based income, namun juga efisiensi biaya berkat fee payment integrator yang lebih kompetitif,” lanjut Boyke.
Sementara itu Direktur Dana & Jasa Bank Riau Kepri M.A Suharto menambahkan kerja sama ini merupakan langkah konkret Bank Riau Kepri dalam mewujudkan roadmap pengembangan sistem pembayaran demi menyediakan delivery channel yang andal bagi para nasabah.
"Kami akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi, sekaligus memperkaya fitur pembayaran non tunai nasabah sehingga dapat menikmati pengalaman transaksi yang semakin luas dan beragam,” ucapnya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG BI pada Mei lalu menyebutkan nilai transaksi digital banking sampai April 2022 tumbuh 71,4 persen secara tahunan (yoy) atau Rp 5.338,4 triliun. Sedangkan transaksi perbankan nonfisik lain seperti uang elektronik tumbuh pesat sebesar 50,3 persen (yoy) sebesar Rp 34,3 triliun.
Peningkatan ini turut mengindikasikan potensi yang tinggi terhadap pengembangan layanan Jalin Payment Integrator sejalan dengan pergeseran kebiasaan masyarakat kearah non tunai.
“Dengan menggandeng Jalin sebagai partner, kami optimis dapat menyediakan layanan digital banking berkualitas yang bisa memenuhi beragam kebutuhan nasabah sekarang dan di masa depan,” ucap Suharto
Sebagai tahap awal, nasabah Bank Riau Kepri akan dapat menikmati layanan top up uang elektronik server-based dan card-based, pembelian voucher digital, pembayaran kartu kredit, pembayaran utilitas, pembayaran multifinance, hingga pembayaran asuransi melalui kanal ATM maupun aplikasi BRK Mobile dengan mudah. Maka tahap selanjutnya, perluasan fitur akan mencakup penambahan bermacam biller, termasuk biller syariah.
Bank Riau Kepri melakukan konversi menjadi bank syariah, sesuai dengan keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 4 Juli 2022 yang menetapkan Bank Riau Kepri menjadi Bank Riau Kepri Syariah (BRKS).
"Jalin juga siap mendukung target Bank Riau Kepri dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah, sejalan dengan visi kami dalam menjadi The National Digital Highway yang menghubungkan masyarakat luas dengan ekosistem finansial maupun non finansial,” ucap Boyke.