EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyebutkan akselerasi kinerja ekonomi triwulan II-2022 yang tumbuh 5,44 persen (year-on-year/yoy) ditopang oleh permintaan domestik yang terus meningkat. Terutama konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor yang tetap tinggi.
Perbaikan ekonomi nasional juga tercermin pada peningkatan pertumbuhan mayoritas lapangan usaha dan di seluruh wilayah. "Ke depan, perbaikan ekonomi Indonesia diperkirakan masih berlanjut, didukung oleh peningkatan mobilitas, sumber pembiayaan, dan aktivitas dunia usaha," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (5/8/2022).
Namun demikian, ia mengingatkan dampak perlambatan ekonomi global terhadap kinerja ekspor dan potensi tertahannya konsumsi rumah tangga akibat kenaikan inflasi patut diwaspadai. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2022 didukung oleh hampir seluruh komponennya.
Konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi sebesar 5,51 persen (yoy), jauh di atas capaian triwulan sebelumnya sebesar 4,34 persen (yoy). Kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat seiring dengan semakin longgarnya kebijakan pembatasan mobilitas dan aktivitas terkait perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Ekspor juga tercatat tumbuh paling tinggi dalam komponen pengeluaran, yakni 19,74 persen (yoy) yang ditopang oleh permintaan mitra dagang utama yang tetap kuat. Kendati begitu, konsumsi Pemerintah masih terkontraksi sebesar 5,24 persen (yoy) terutama bersumber dari penurunan belanja barang untuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) sejalan dengan membaiknya kondisi pandemi Covid-19.
Dari sisi lapangan usaha, kata Erwin, kinerja hampir seluruh lapangan usaha pada triwulan II-2022 menunjukkan berlanjutnya perbaikan ekonomi. Perbaikan itu terutama didorong oleh beberapa lapangan usaha seperti industri pengolahan, transportasi dan pergudangan, serta perdagangan besar dan eceran.
Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum juga mencatat pertumbuhan yang tinggi didorong oleh pelonggaran syarat perjalanan dan peningkatan aktivitas terkait perayaan HBKN. Sementara secara spasial, perbaikan ekonomi ditopang oleh peningkatan pertumbuhan yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Jawa, Sumatera, Kalimantan, serta Bali-Nusa Tenggara (Balinusra).