Rabu 10 Aug 2022 16:57 WIB

IHSG Kandas di Zona Merah, BBRI Hingga ANTM Masuk Top Losers

IHSG masuk zona merah tertekan melemahnya saham blue chip.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah sepanjang perdagangan hari ini, Rabu (10/8). Setelah reli panjang kenaikan selama sembilan hari beruntun, IHSG hari ini ditutup terkoreksi 0,23 persen ke level 7.086,23.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah sepanjang perdagangan hari ini, Rabu (10/8). Setelah reli panjang kenaikan selama sembilan hari beruntun, IHSG hari ini ditutup terkoreksi 0,23 persen ke level 7.086,23.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah sepanjang perdagangan hari ini, Rabu (10/8). Setelah reli panjang kenaikan selama sembilan hari beruntun, IHSG hari ini ditutup terkoreksi 0,23 persen ke level 7.086,23.

Mayoritas sektor melemah yang dipimpin oleh sektor Transportasi dengan penurunan 1,15 persen. Selain itu, pelemahan IHSG juga mendapat tekanan dari dari saham blue chip seperti ANTM, INCO, hingga BBRI yang masuk daftar top losers.

Pergerakan IHSG turut dipengaruhi sentimen kenaikan inflasi di China. "Indeks saham di Asia sore ini ditutup turun karena investor mencerna rilis data inflasi China," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Rabu (10/8). 

Inflasi (CPI) China naik lebih cepat menjadi 2,7 persen YoY di bulan Juli dari 2,5 persen YoY di bulan Juni. Ini adalah tingkat inflasi tertinggi sejak Juli 2020, dipicu oleh lonjakan harga bahan makanan.

Inflasi di tingkat produsen atau Producer Price Index (PPI) China tumbuh dengan laju yang lebih lambat, tepatnya 4,2 persen YoY di bulan Juli, terendah dalam 17 bulan, dari 6,1 persen YoY pada bulan sebelumnya. Ini menandakan perlambatan PPI selama 19 bulan beruntun di tengah penurunan harga bahan mentah seiring dengan lesunya aktifitas di sektor konstruksi.

Sementara itu, PPI Jepang naik 8,6 persen YoY di bulan Juli setelah meningkat 9,4 persen YoY pada bulan sebelumnya. Ini adalah tingkat PPI terendah sejak Desember 2022 dan menandakan pertumbuhan selama 17 bulan beruntun di tengah sinyal tekanan inflasi dari kenaikan harga bahan baku mulai mereda.

Korea Selatan mencatatkan Tingkat Pengangguran 2,9 persen di Juli 2022, tidak berubah dari bulan sebelumnya dan tetap berada di bawah 3 persen selama 6 bulan beruntun. Ini mengindikasi pasar tenaga kerja negara itu cukup kuat menghadapi tingginya inflasi dan kenaikan suku bunga acuan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement