Kamis 11 Aug 2022 17:20 WIB

IHSG Ditutup Melonjak Didukung Penurunan Laju Inflasi AS

IHSG melonjak ditopang naiknya saham energi seperti ADMR dan BUMI

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (11/8). Dari awal sesi pertama hingga kedua, IHSG bergerak optimis di zona hijau dan berakhir naik 1,05 persen ke level 7.160,38. Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan pergerakan IHSG dipengaruhi sentimen dari eksternal. Pelaku pasar merespons positif data inflasi AS yang mengalami penurunan bahkan di bawah konsensus pasar.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (11/8). Dari awal sesi pertama hingga kedua, IHSG bergerak optimis di zona hijau dan berakhir naik 1,05 persen ke level 7.160,38. Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan pergerakan IHSG dipengaruhi sentimen dari eksternal. Pelaku pasar merespons positif data inflasi AS yang mengalami penurunan bahkan di bawah konsensus pasar.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (11/8). Dari awal sesi pertama hingga kedua, IHSG bergerak optimis di zona hijau dan berakhir naik 1,05 persen ke level 7.160,38. 

Penguatan IHSG ditopang naiknya saham-saham energi seperti ADMR dan BUMI yang naik lebih dari 7 persen. Terbangnya IHSG juga didorong oleh saham sektor barang baku. MDKA naik 6,68 persen, ANTM naik 5,66 persen dan INCO naik naik 5,32 persen. 

Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan pergerakan IHSG dipengaruhi sentimen dari eksternal. Pelaku pasar merespons positif data inflasi AS yang mengalami penurunan bahkan di bawah konsensus pasar. 

Inflasi AS turun dari sebelumnya 9,1 persen menjadi 8,5 persen atau dibawah dari konsensus pasar 8,7 persen. "Dengan turunnya data inflasi AS memberikan ruang kebijakan moneter The Fed yang mungkin tidak begitu agresif menaikkan suku bunga," kata Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Kamis (11/8).  

Sementara dari dalam negeri, penguatan IHSG terjadi di tengah gejolak volatilitas harga komoditas. Pemerintah merilis data realisasi subsidi energi hingga Juli 2022 tumbuh 17,5 persen YoY menjadi Rp 116,2 triliun.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal menyampaikan pembayaran subsidi dan kompensasi masih akan terus berjalan hingga akhir tahun. Hal ini sebagai upaya pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat sehinga akan mendorong membaiknya ekonomi.

Dengan demikian, anggaran APBN akan menjadi pelindung terhadap gejolak harga komoditas. Hingga periode Juli 2022, pendapatan negara tercatat mencapai Rp 1.551 triliun dan belanja negara sudah terealisasi sebesar Rp 1.444,8 triliun. APBN pun mengalami surplus sebesar Rp 106,1 triliun. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement